Friday, December 6, 2013

Tas Baru Untuk Tari


Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan supir pribadi.Terkadang aku merasa malu. Aku tak seperti mereka yang punya baju bagus, wajah cantik, gaul, berduit, dan punya motor yang bias membawa kemana saja. Jangankan semua itu, punya sepeda butut saja aku sudah sangat bersyukur. Banyak yang bilang aku culun, kuper, jelek, tapi aku tak pernah peduli. Aku juga tak memilii banyak teman kecuali saat ulangan mereka butuh contekan. Tuhan memang adil, meskipun aku tak mendapat fasilitas pendidikan yang lengkap tetapi aku punya otak yang encer. Aku masih bisa mengimbangi bahan melebihi teman-temanku yang notabene golongan menengah keatas.
‘Tari, kenapa melamun?” Lili menepuk bahuku.
“Eh, Lili..enggak kok,” aku memungkiri,”Aku Cuma inget masa kecilku aja.”
“Tar, yang lalu biarlah berlalu. Kita kan masih muda, jalan hidup kita masih panjang. Tatap masa depan dan raih cita-citamu. Banggakan dirimu dan keluargamu. Aku tahu kamu cerdas, pintar, berbakat, berpotensi, jadi..”
“Jadi apa?” potongku,” Sejak kapan kamu jadi sok bijaksana gitu?”
“Tari, udah dari dulu kali, kamu yang gak nyadar,” kata Lili.
Seandainya kamu tahu kalau aku bukan mikirin itu. Aku mikirin gimana nasibku besok. Aku tak punya tas dan sepatu bagus untuk ikut camping. Aku ingin sekali ikut acara itu. Tapi apa mungkin aku bias ikut? Ya Allah tolonglah aku.
“Tari, udah siap buat camping?” Tanya Lili.
“Sepertinya belum, kamu?” aku balik bertanya.
“Aku sih mana pernah sesiap kamu,” katanya,” Kau kan orang yang slalu nginetin aku soal ini itu.”
@@@

Siang itu aki jalan kaki untuk pulang ke rumah. Sepeda bututku itu dipakai ibu untuk bekerja. Aku hanya bisa merelakan, aku tak mau melihat ibu bersedih. Lebih baik aku capek dan kepanasan demi ibu. Kehidupan keluargaku terbilang sederhana. Ayah bekerja di pabrik kecil dan mengurus sawah dibantu ibu. Aku sedihtak bias membantu mereka karena aku selalu pulang sore hari. Aku kasihan melihat mereka membanting tulang setiap hari untuk mengupayakan kehidupan yang layak untukku dan adikku. Namun, sepertinya semua jauh dari harapan mereka. Aku merasa lebih lega karena aku dapat beasiswa dari sekolah.
Dulu kehidupan keluargaku tak begini. Ayah dan ibu bekerja dan mendapat gaji yang lebih dari cukup untuk hidup empat orang. Mereka juga sangat memanjakanku dan menuruti semua keinginanku.
Semua berawal ejak hari itu, 30 oktober 2002 saat aku masih duduk di bangku kelas 2 SD. Pagi itu aku bangun lebih pagi dan berniat berangkat sekolah setelah sekian lama sakit typus. Namun, kuurungkan niatku saat aku mendengar ibu menjerit. Aku melihat bayi lima bulan di pangkuan ibu telah terbujur kaku dan punggungnya biru. Dia adlah adik laki-lakiku yang lucu, manis, menggemaskan sayangnya bernasib tragis. Sebagian orang mengatakan dia mati dimakan buto, tapi aku tak percaya tahayul itu. Keyakinanku terbukti beberapa minggu kemudian lewat pernyataan dokter.
Bulan Desember 2002, beberapa hari setelah Hari Raya IdulFitri, kami kembali terpukul. Sebagian pabrik tempat bekerja ayahku dilalap si jago merah. Para karyawan menganggap ini hanya rekayasa pabrik agar mendapat asuransi dan selamat dari kebangkrutan. Setelah kejadian itu, beberapa karyawan terpaksa diPHK termasuk ayahku. Karyawan melakukan demonstrasi karena pesangon yang akan diberikan pabrik tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Kasus itu dibawa ke Mahkamah Agung tapi pabriklah yang menang. Semua karyawan yang diPHK hanya mendapat jatah sepertiga dari pesangon yang seharusnya.
Setelah itu ayah mulai bangkit. Ayah sempat bekerja di beberapa pabrik yang gajinya lumayan besar, tapi tak bertahan lama. Kemudian ayah bekerja disebuah pabrik kecil dan mengurus sawah. Namun, tiga tahun setelahnya ibu bernasib sama seperti ayah. Hanya saja masalah utamanya adalah tindakan pabrik yang tak menyalurkan pungutan dari karyawan ke Jamsostek. Keluaraku semakin terpuruk saat bayi perempuan itu lahir.dia memang anugerah meski disaat tak tepat. Itulah keluargaku, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula.
@@@

“Assalamu’alaikum,” aku membuka pintu rumah.
“Wa’alaikumsalam,” jawab ibu dari dapur,” Tari sudah pulang rupanya.”
“Iya, Bu,”aku masuk ke kamar.
Aku berpikir. Apa aku harus mengutarakan keinginanku kepada ibu? Aku tak berani memintanya. Aku takut ibu nantinya bukan membelikan tapi memarahiku. Aku menimbang dan menimbang. Aku rasa untuk yang satu ini aku perlu bicara pada ibu. Bukankah ibu sudah lama ta membelikan sesuatu untukku. Apa salahnya aku meminta.
Aku keluar dari kamar ku lihat tas selempangan berwarna merah tergeletak di lantai. Aku memungut tas yang kelihatannya masih baru itu. Tas siapa ini? Lia tak pernah punya tas seperti ini.
“Lia...” panggilku.
“Apa mbak?” jawabnya dari luar rumah.
“Masuk dulu,” pintaku,” Tas siapa yang kau letakkan di lantai? Kotor tau.”
“Oh, init as baruku mbak,” jawabnya,” Tadi pagi ibu membwlikannya untukku. Bagus kan? Pasti mbak ngiri ma aku. Lalalalala..”
Sombong sekali anak TK ini. Rupanya dia mau pamer padaku, gak bakal berhasil. Mana mungkin aku ngiri ma anak nakal dan jail seperti dia.
“Mbak gak dibeliin. Lalalalala…,” ledeknya,” Tuh kan ibu sayangnya Cuma sama aku. Buktinya Cuma aku yang dibeliin.”
“ Heh, kamu mau ngledek aku ya?” aku mulai marah,” Sini kamu. Dasar anak nakal, jail, bandel, kerjaannya cuma maen doang.”
Lia berlari keluar. Ku rasa tak ada gunanya juga mengejarnya. Kalau kukejar pasti aku yang kalah, larinya kan cepat sekali udah kayak angina aja.
@@@
Malamnya aku masih menimbang-nimbang. Aku bingung. Siang tadi aku tak sempat makan jadi berpikir pun terasa sia-sia. Apa aku harus langsung bilang ke ayah saja? Ah aku semakin bingung.
“Tari, makan dulu,” seru ibu dari dapur.
“Iya, Bu sebentar,” sahutku.
Aku keluar kamar menuju dapur. Saat yang tepat untuk bicara. Ada ayah dan ibu juga. Tapi aku harus bilang gimana ya? Aku takut sama ayah. Ayah kan galak. Kalau nanti aku bilang malah dipukul gimana?
“Bu, aku mau bilang sesuatu,” kataku sebelum memulai makan.
“Makan dulu, setelah makan baru kamu bicara,” kata ibu,” Bukankah tadi siang kamu juga belum makan?”
“Iya, Bu,” aku menurut.
Suasana makan malam itu membuatku tak nyaman. Aku masih kepikiran yang tadi. Kelihatannya ayah akan marah jika aku bilang yang sebenarnya. Tapi apa boleh buat, aku harus tetap mencoba. Siapa tau ayah punya uang dan mau membelikan sepatu da tas untukku.
“Ibu…” kataku.
“Apa sayang? Ibu sedang sibuk, bisakah nanti saja bicaranya,” saran ibu.
“Oh iya, Bu,” aku setuju,” Aku akan bicara setelah ibu selesai menjahit.”
Rasanya semakin lama keberanianku untuk bilang malah semakin menciut. Sepertinya Tuhan tak mengijinkanku bicara pada ibu. Sedari tadi ibu selalu sibuk. Ayahpastilah capek dan aku tak mau mengganggu istirahat ayah. Tapi kapan aku harus bilang kalau begini terus? Aku sangat butuh tas dan sepatu baru itu untuk kemah. Aku kan tidak bias ikut dengan kondisi tas dan sepatu yang tak layak.
“Tari, kata ibumu kau mau bicara pada ayah?” ayah membuatku kaget.
“Tidak ayah,” jawabku.
Ya aku memang tak mau bilang ke ayah. Aku takut.
“Tapi kata ibumu tadi kau mau bicara,” tutur ayah,”Atau kamu mau bilang saja ke ibumu?”
“Ya ayah, nanti aku akan bicara sama ibu saja,” aku sedikit kecewa dengan jawabanku.
Mungkin ini keputusan yang tepat. Aku akan bicara ke ibu saja. Aku akan menunggu sampai ibu selesai menjahit. Aku mau belajar, tapi tak konsen ya sama saja. Aku tunggu ibu sambil baca buku cerita saja.
“Tari…” panggil ibu.
“Iya, Bu,” aku keluar dari kamar.
“Kau mau bicara apa sama ibu? Tadi ayahmu bilang kalau akan bicara saja ke ibu,” kata ibu.
“Apa ibu membelikan tas baru untuk Lia?” tanyaku.
“Iya tadi ibu membelikan untuknya, kenapa Tari?” ibu bertanya.
Aku diam.
“Tari, mau bilang apa?” ibu bertanya lagi.
“Mungkin besok saja Bu, aku capek. Aku tidur dulu,” aku langsung ke kamar.
Lidahku tak bisa bergerak untuk mengungkapkan keinginanku pada ibu. Aku juga bingung kenapa aku begini.
@@@
            “Kau kenapa lagi?” tanya Lili.
            “Aku tak apa,” jawabku berbohong.
“Mata tak bias berbohong Tari. Kau bisa bilang begitu tapi sebenarnya aku tak mau bicara itu bukan?” kata Lili.
“Ya sudahlah kalau tak percaya,” aku membuatnya agak kecewa.
Hari itu aku benar-benar tak bisa berkonsentrasi saat pelajaran. Aku masih saja memikirkan soal itu. Rasanya hari berjalan begitu lama siang ini. Aku ingin cepat pulang dan menyampaikan keinginanku pada ibu. Aku tak bisa menunda-nunda lagi. Semakin lama aku malah jadi bingung.
“Kau akan bawa berapa tas saat camping besok?” tanya Lili saat pulang sekolah.
“Entahlah,” aku menjawab dengan lesu,”Aku merasa malas ikut kemah. Rasanya ingin di rumah saja.”
“Kenapa?” tanya Lili lagi,”Tak ada kau tak rame tau.”
“Baru nyadar kau,” aku menepuk pundaknya,”Tak ada aku, tak ada yang secerewet aku kan?”
“Ya gak gitu juga,” tangkisnya.
“Gak usah malu mengakui lagi, hahaha,” aku tertawa.
“Udah ah, ntar kepala lu tambah gede,” sahutnya.
Aku pulang dengan rasa khawatir, kecewa dan sedih. Aku khawatir bila ibu tahu, dia akan marah. Aku juga sedikit kecewa dengan kata-kata Lili tadi. Aku pasti akan sedih bila ibu tak bias membelikanku dan aku tak bias ikut camping.
@@@
“Bu, aku ingin bicara,” kataku.
“Mau bicara apa?” tanya ibu.
Aku diam. Kenapa saat aku sudah dihadapan ibu aku malah tak bias bicara. Lidahku tak bisa  mengeluarkan sepatah kata pun.
“Kenapa diam?” ibu bertanya lagi.
“Aku takut ibu marah kalau aku bicara,” aku memberanikan diri.
“Kau tidak mencuri atau berbuat tak baik pada orang bukan?” tebak ib,’Apa kau melakukannya?”
“Tentu saja tidak, Bu,” bantahku.
“Lalu apa Tari?” ibu terlihat kebingungan.
Aku diam lagi. Aku beruasaha mengumpulkan sekuat tenagaku untuk bicara soal itu pada ibu.
“Masalah tas baru Lia, Bu,” kataku.
“Kenapa dengan tas Lia?” tanya ibu.
“Ibu punya uang darimana untuk membelikan tas untuknya?” aku bertanya.
“Oh itu,” ibu terlihat berpikir,”Kebetulan ibu punya rezeki lebih jadi ibu membelikan tas untuknya.”
Lia lagi, Lia lagi. Sepertinya anak itu telah membuat ibu lupa padaku. Ibu tak seperti dulu yang selalu membuatku senang. Sekarang Lialah anak emasnya. Lia kau telah membuatku cemburu.
“Bu, aku juga butuh tas dan sepatu baru untuk kemah minggu depan,” pintaku.
“Kau kan masih punya tas dan sepatu yang masih bisa dipakai,” kata ibu,”Sekarang ibu sudah tak punya uang untuk membelikanmu.”
“Tapi ini sudah tak layak pakai,” aku menunjakkan tas dan sepatuku pada ibu.
“Ibu janji kalau ibu punya uang pasti akan membelikan untukmu sayang,” kata ibu sambil memegang pundakku.
“Tapi aku butuh minggu depan, Bu,” aku berbicara dengan nada agak tinggi.
“Ibu kan sudah bilang kalau tak punya uang,” ibu membentakku,”Apa kau tak bisa sedikit bersabar.”
Aku kecewa mendebgar jawaban ibu. Anak itu telah mengambil perhatian ibu padaku. Sejak ada kau hidupku terasa menderita. Aku benci kau Lia.
“Kenapa untukku ibu selalu bilang tak ada?” aku menangis,”Sementara Lia selalu mendapat apa yang dia mau.”
“Tari cukup,” ibu membentakku lagi,”Ibu tak mau mendengar itu.”
“Kenapa Bu?” tanyaku,”Apa itu yang ibu bilang adil?”
Ibu menamparku. Aku hanya bisa menangis dan langsung masuk kamar. Ibu memang tak adil. Bahkan dia tega menamparku. Semua ini gara-gara anak itu. Aku benci dia. Dia telah merebut segalanya dariku.
@@@
Seharian kemarin aku tak sempat makan. Perutku jadi sakit sekarang. Aku nyesel sudah marah-marah dan membentak ibu. Aku memang benci Lia tapi tak seharusnya aku sekasar itu pada ibu. Dia orang yang sudah mengandung selama 9 bulan dan dia tak pernah merasa malu membawaku kemana-mana. Dia juga telah mempertaruhkan nyawanya untukku membuatku lahir ke dunia sehingga aku bisa merasakan indahnya hidup.
“Hayo mikirin sapa?” Lili mengagetkanku.
“Enggak kok,” aku berbohong.
“Kenapa sih akhir-akhir ini kamu jadi sering melamun?” tanya Lili,”Apa sedang ada masalah?”
“Sebenarnya aku merasa menyesal karena kemarin aku udah marah-marah dan membentak ibuku,” aku sedih.
“Kenapa? Itu kan dosa Tari,” katanya.
“Iya aku tau,” kataku,”Kemarin aku terbawa emosi, Li.”
“Sebaiknya kamu harud degera minta maaf sama ibu kamu,” saran Lili.
Aku agak lega ada orang yang mau memberiku saran. Aku merasa lebih baik sekarang. Nanti pulang sekolah aku akan melakukan apa yang telah Lili sarankan.
“Harus minta maaf secepatnya lho,” sahut Lili,”Kamu gak mau dikutuk jadi batu kayak Malin Kundang kan?”
“Kamu pingin aku jadi batu?” tanyaku bercanda.
“Kamu memang selalu serius. Kamu gak bisa diajak bercanda,” protesnya,”Bisa gak sekali-sekali bercanda?”
“Iya aku tanyanya kan cuma bercanda. Kamu yang gak bisa diajak bercabda,” aku membalik keadaan.
“Yeee, kok aku,” Lili protes lagi.
“Aku cuma bercabda kok,” kataku,”Udah bercabdabya, ini ada tugas dikerjain dulu.”
Aku merasa lebih lega. Aku bisa konsentrasi belajar sekarang. Ya Allah terimakasih Kau telah mengirimkan sahabat sebaik Lili untukku.
@@@
“Assalamu’alaikum,” ucapku sambil membuka pintu.
Tumben tak ada yang menjawab. Aku bergegas ke kamar. Langkahku terhenti saat melihat sebuah tas berwarba cokelat di kursi. Tas siapa itu? Apa ibu beli tas lagi? Kali ini aku tak akan cemburu melihatnya. Aku sudah bersyukur masih bisa bersekolah sampai sekarang.
“Ibu..”panggilku.
“Iya Tari,” sahut ibu dari kamar.
“Bu, aku minta maaf karena kemarin aku sudah berbicara kasar ke ibu,’ pintaku,”Ibu mau memaafkanku bukan?”
“Gimana ya?” kata ibu.
“Apa ibu tak mau memaafkanku?” tanyaku,”Aku mohon maafkan aku, Bu. Aku sangat menyesal dan aku berjanji tak akan mengulanginya lagi.”
“Maksud ibu bukan itu Tari,” kata ibu.
Aku malah jadi bingung sama ibu. Sepertinya ibu benar-benar marah padaku sehingga dia harus berpikir-pikir sebelum memaafkanku. Aku menyesal kenapa harus begini.
“Kau sudah lihat tas barumu?” ibu membuatku kaget.
“Tas? Jadi itu tas baruku,”aku memeluk ibu,”Terimakasih, Bu. Ibu adalah ibu terbaik yang ada dalam hidupku. Oh ya, Lia kemana?”
“Apa mbak?” Lia muncul tiba-tiba.
“Maafkan mbak ya, mbak selalu berpikir kamu ngrebut perhatian ibu,” kataku.
“Iya aku udah maafin mbak,” Lia memelukku.
Aku senang sekali. Aku dapat pelajaran dari kisah ini. Aku bisa menerima Lia menjadi adikku. Terimakasih Ya Allah, Kau beri aku kesempatan hidup dikeluarga yang nyaman dan bahagia.
“Tari, ibu hanya belikan tas saja,” kata ibu,”Ada temnmu yang memberikan sepatu ini untukmu.”
“Temanku? Siapa?” tanyaku.
“Itu untuk kamu Tari. Kamu lebih membutuhkannya daripada aku,” Lili muncul dari balik pintu.
Aku menghampirinya. Aku memeluknya erat sekali.
“Udah dong, sesak nafas nih,” katanya.
“Maaf,” kataku malu,”Makasih untuk semuanya. Kau memang sahabat terbaikku Lili. Tapi aku membuatmu repot ya?”
“Enggak kok,” serunya,”Aku malah seneng bisa bantu kamu.”

~selesai~

#1



Dulu ada hal yang membuatku tak suka padamu dan selalu mengacuhkanmu. Aku masih ingat jelas. Waktu itu abis libur lebaran, saling minta maaf di kelas. Saat aku mengulurkan tanganku padamu, apa yang kau ucap?
“Sudah gak usah salaman. Gini aja cukup,” dia menyatukan tangannya dan mengangkat ke depan dada,”Sudah ku maafkan.”
Jedeerrrr….aku seperti tersambar petir. Kamu mau bikin aku malu ya? Tega-teganya kau melakukan itu padaku. Sejak kejadian itu aku jadi berpikir dua kali saat akan menyalami orang. Untung itu cuma di depan kelas, kalau di depan umum bagaimana jadinya tuh. Udah pasti aku bakal pingsan di tempat. Hah, mulai lebay. Sekarang aku memang lebay saat membicarakanmu.
Hal lain yang dulu bikin aku sebel sama kamu tak lain dan tak bukan adalah iri. Kamu selalu mendapat nilai matematika lebih baik dariku. Apalagi saat ujian aku tanya kamu, bukannya kasih contekan malah menjawab dengan dua bahasa isyarat.  Mengangguk atau nggedeg. Emang dasar kamu pelit atau jujur? Wah, sulit dibedakan. Beti sih, beda-beda tipis.
Selain itu, guru Sejarah lebih suka milih kamu sih. Setiap aku mau jawab, kamu mulu yang ditunjuk. Terus aku kapan dong? Masa kalau gak ada yang mau jawab baru aku yang ditunjuk.
Ada yang bikin jengkel, tapi ada juga yang bikin seneng. Saat pelajaran aku sering minta permen ke kamu. Halah, cuma permen eh…paling seratus rupiah doang. Biarpun seratus rupiah, permen pemberianmu sangat berarti saat itu. Alasan pertama dan terakhir ya karena lumayan mengusir kantuk 5 menit. Hhehe..
Awalnya aku tak pernah membayangkan kita bisa sedekat ini. Kamu yang dulunya sangat ku benci menjadi sangat ku suka. Caramu melihatku, caramu bicara padaku, caramu mengirim pesan singkat, dan everything. Sekarang kamu selalu menunduk saat melihatku. Kamu hemat kata, tepatnya hanya bicara saat perlu dan mendesak. Kamu cuek bebek. Meski begitu, aku sangat suka membaca pesanmu berulang kali. Bahkan di tengah malam saat ku terbangun dari tidur, aku selalu membaca pesanmu lagi dan lagi. Yah, membuatku tertawa geli ditengah keheningan malam. Mungkin kata-katamu tak sepuitis pujangga, tapi itu teramat spesial di hatiku. Seperti kamu yang kini tlah menempatkan diri di barisan terdepan di hatiku. Gila ya! Tak pernah aku sefrontal ini. Kamu yang memaksaku begini.
“Aku memang gak seperti mereka yang mudah akrab dengan siapapun. Aku kan kaku seperti batu,” aku membaca pesannya.
Aku tertawa. Kamu memang gokil. Kamu selalu bisa membuatku tertawa meski hanya sms sesederhana itu.
“Bukan batu tapi es :p,” aku membalasnya.
Kalau kamu batu, aku bingung harus jadi apa. Hujan pun butuh waktu lama untuk bisa melapukkan batu. Kita beda dan aku harus mencari sesuatu untuk menggambarkan kita. Jadi kamu es aja ya, hhehe. Kalau kamu es, aku kan jadi api yang akan mencairkan kerasnya hatimu. Aku juga akan mencairkan sisi gelapmu. Intinya aku akan berusaha bagaimanapun caranya untuk memenangkan hatimu.
Sejak aku deket sama kamu, aku jadi semangat belajar. Awalnya gak bisa matematika, sekarang sudah lumayan. Awalnya paling males sama yang namanya belajra, sekarang tiap hari belajar. Pokoknya kamu jadi motivasi aku banget deh. Tapi kamu gak tau kan, aku lakuin semua ini biar kamu bangga. Meski kamu belum melihatnya, aku yakin suatu saat kamu pasti mengetahuinya.


Thursday, December 5, 2013

laporan biologi


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
PENGARUH BERBAGAI MACAM  BERBAGAI MACAM PERLAKUAN TERHADAP TANAMAN ZODIA SEBAGAI TANAMAN PENGUSIR NYAMUK
Description: Description: F:\Logo UNY\UNY (4).jpg
Disusun oleh:
Sarah Rahmawati           13312241043
Vera Rosdianawati                  13312241048
Nurlina Rafidah             13312241058

PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013/2014
BAB I

A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kedua terbesar dengan jumlah penderita dan tingkat kematian yang tinggi akibat demam berdarah (WHO 2004). Sehingga, diperlukan upaya pemberantasan nyamuk untuk mengatasi masalah demam berdarah.
Pemberantasan nyamuk biasanya dilakukan dengan menggunakan insektisida sintesis yang berfungsi sebagai racun, baik berupa bahan antinyamuk semprot, antinyamuk bakar maupun antinyamuk yang dioleskan. Bahan antinyamuk tersebut tentu saja mengandung senyawa kimia.
Sebenarnya ada cara yang lebih ramah lingkungan untuk  mengatasi nyamuk, yaitu dengan memanfaatkan tanaman antinyamuk (insektisida hidup pengusir nyamuk). Tanaman pengusir nyamuk adalah jenis tanaman yang dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk. Tanaman ini tidak perlu diolah terlebih dahulu. Kemampuan tanaman ini sebagai nyamuk bisa dianggap istimewa karena baunya menyengat diduga tidak disukai serangga, termasuk nyamuk.
Zodia merupakan salah satu tanaman yang dapat mengusir nyamuk. Baik didalam ruangan maupun pekarangan. Tanaman Zodia berasal dari Papua. Oleh masyarakat Papua, tanamna ini sudah lama dijadikan sebagai penghalau serangga khususnya nyamuk. Tanaman Zodia dapat menghasilkan aroma yang cukup tajam. Aroma ini disebabkan oleh kandungan evodiamine dan rutaecarpine sehingga tidak disukai nyamuk
Penggunaan tanaman ini cukup mudah, yaitu cukup diletakkan di dalam ruangan atau ditanam di pekarangan rumah. Bagi manusia, tanaman pengusir nyamuk ini dapat memberikan nilai positif. Manfaat ganda tanaman-tanaman ini adalah selain membuat rumah tampak sejuk dan indah, juga mampu mengusir serangga terutama nyamuk. Cara ini termasuk sederhana, mudah, murah, dan ramah lingkungan.
Cara yang saat ini dikenal oleh masyarakat untuk menggunakan zodia sebagai pengusir nyamuk adalah daunnya diusapkan pada tangan, kaki, maupun bagian tubuh lainnya. Kami ingin mengetahui apakah tanaman zodia apabila diperlakukan secara berbeda dapat mengusir nyamuk. 

B.     Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap tanaman zodia sebagai tanaman pengusir nyamuk?
C.     Tujuan
Untuk mengidentifikasi pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap tanaman zodia sebagai tanaman pengusir nyamuk
BAB II

A.    Kajian Pustaka
Zodia (Evodia suaveolens) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk menghalau nyamuk. Tanaman ini merupakan anggota keluarga rutaceae. Zodia ini merupakan jenis tanaman yang berasal dari daerah Irian (Papua), Indonesia. Zodia sejak dahulu telah digunakan oleh masyarakat Irian untuk menghalau nyamuk sebelum mereka masuk ke hutan, dengan cara menggosokkan daunnya pada permukaan kulit. (Genis Ginanjar).
1.  Klasifikasi
Berikut ini adalah klasifikasi  tanaman Zodia menurut sistem klasifikasi dari Cronquist (1981) adalah sebagai berikut :
Divisi               : Magnoliophyta
Clas                 : Magnoliopsida
Sub Clas          : Rosidae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Rutaceae
Genus              : Evodia
Spesies            : Evodia suaveolens Scheff
2.  Morfologi
Tanaman perdu ini berasal dari  famili Rutaceae, sehingga mampu mencapai ketinggian 2 meter. Tinggi  tanaman 0,3-2 m dan mempunyai bentuk daun runcing (lancet), tepi daun bergelombang  (undulate)  dan runcing (acutus) pada ujung dan pangkal daun (Backer, 1911). Panjang daun dewasa 20-30 cm. Daunnya cantik sekali, hijau agak kekuningan, pipih panjang tapi lentur, dan menyejukkan mata yang memandang (Harjanto, 2004).
Bunga pada tanaman Zodia bersifat hermafrodit dan mempunyai warna  putih agak kekuning-kuningan. Dan bunga inilah yang memancarkan aroma  harum yang dibenci nyamuk. Di Jawa  seringkali tanaman ini digunakan sebagai tanaman hias di kebun atau di taman. Karena bentuk Zodia cukup menarik inilah sehingga banyak digunakan sebagai tanaman hias (Dinata, 2005).
3.  Habitat dan Perbanyakan
Zodia berasal dari Papua, namun saat ini sudah banyak tumbuh di Pulau  Jawa. Tanaman ini tumbuh baik di ketinggian 400-1.000 m dpl (Dinata, 2005).  Lazimnya tanaman ini ditanam di dalam pot, dan digunakan sebagai tanaman  dalam ruangan (indoor plant). Namun baik juga bila langsung ditanam di halaman  rumah. Bahkan bisa memberikan kesejukan tersendiri. Tinggi tanaman bila dibiarkan bebas di lapangan bisa mencapai 200 cm (Harjanto, 2004).
Tanaman Zodia juga cukup mudah diperbanyak, baik melalui stek ranting maupun menggunakan bijinya (Dinata, 2005). Ketika sudah berbunga dan berbiji, biji yang jatuh dan menyebar di sekitar tanaman pun dapat tumbuh menjadi tanaman dalam jumlah yang cukup banyak. 
Fase pertumbuhan Zodia membutuhkan perhatian tersendiri, bila langsung  terkena sinar matahari bisa mati sebaliknya bila kurang sinar matahari justru  pertumbuhannya kurang sehat. Tanaman ini akan tumbuh subur bila dikembangkan di daerah yang cukup dingin (Harjanto, 2004).
4.  Kandungan Bahan Aktif Zodia
Menurut pendapat beberapa orang  (Kardinan, 2003), tanaman ini bisa digunakan untuk mengusir nyamuk, baik di dalam ruangan maupun di pekarangan. Oleh masyarakat Papua, tanaman ini sudah lama digunakan sebagai penghalau serangga, khususnya nyamuk. Kenyataan ini juga diperkuat dari beberapa literatur yang menyebutkan bahwa tanaman ini menghasilkan aroma yang cukup tajam yang diduga disebabkan oleh kandungan  evodiamine dan rutaecarpine sehingga tidak disukai serangga.
Daun Zodia yang terasa pahit, kadang-kadang digunakan sebagai obat tradisional, antara lain sebagai tonik untuk menambah stamina tubuh, sementara rebusan kulit batangnya bermanfaat sebagai pereda demam malaria. Daun Zodia dapat disuling untuk menghasilkan minyak atsiri (essential oil) yang mengandung bahan aktif (komponen utama)  evodiamine dan  rutaecarpine. Diduga, kedua bahan aktif inilah yang membuat nyamuk tidak menyukai tanaman ini.
Menurut Kardinan (2004), daun Zodia mampu menghalau nyamuk selama 6 jam, dengan daya halau (daya proteksi)  sebesar lebih dari  70 persen. Selain efektif mengusir nyamuk, belakangan ini para ilmuwan menemukan khasiat lain dari Zodia, misalnya penyembuh sakit kepala, disentri dan pembunuh sel kanker. Bunganya pun dapat dijadikan obat gosok untuk mengobati masuk angin.
Zodia merupakan tanaman asli Indonesia  yang berasal dari daerah Irian (Papua). Oleh penduduk setempat tanaman biasa digunakan untuk menghalau serangga. Zodia yang termasuk ke dalam keluarga Rutaceae, dikatakan mengandung evodiamine dan rutaecarpine. Dari beberapa literatur, tanaman ini   11bermanfaat sebagai anti-kanker. Menurut hasil analisa yang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) dengan gas kromatografi, minyak yang disuling dari daun tanaman ini mengandung  linalool (46%) dan a-pinene (13,26%) dimana  linalool sudah sangat dikenal sebagai pengusir  (repellent) nyamuk (Kardinan, 2004).
Perlu diwaspadai terhadap orang-orang yang peka terhadap bau-bauan karena akan menyebabkan rasa pusing atau mabuk, terutama bila tanaman ini diletakkan di ruangan yang sempit dan minim sirkulasi udaranya. (Suharmiati, 20).
B.     Hipotesis
Pemberian tiupan angin terhadap tumbuhan zodia paling efektif untuk mengusir nyamuk.




BAB III

A.    Waktu dan Tempat
1.      Waktu                    : Rabu, 4 Desember 2013
2.      Tempat                  : Kebun Biologi FMIPA UNY
B.     Objek Penelitian          : Tanaman Zodia
C.     Alat dan Bahan
1.      Tanaman Zodia
2.      Nyamuk
3.      HP



BAB IV

A.    Hasil
No
Perlakuan
Jumlah Nyamuk
Keterangan
1
Didiamkan
++
tidak berbau
2
Digerakkan di bagian atas
++
tidak berbau
3
Digerakkan di bagian bawah
+
berbau
4
Diberi tiupan angin
-
berbau menyengat
Keterangan :
++        : banyak
+          : sedikit
-                      : tidak ada

B.     Pembahasan
Pada percobaan kali ini kami menggunakan tanaman Zodia sebagai objek percobaan. Percobaan ini menggunakan serangga berupa nyamuk untuk mengidentifikasi perilaku yang dilakukan oleh tanaman zodia. Tanaman Zodia diperlakukan berbeda dari cara masyarakat luas menggunakannya. Kami melakukan 4 variasi perlakuan terhadap tanaman zodia. Tanaman zodia diamkan, digerakkan di bagian atas, digerakkan di bagian bawah  dan diberi angin.
Percobaan yang dilakukan, menunjukkan bahwa pada saat tanaman zodia didiamkan, banyak nyamuk yang datang disekitarnya. Beberapa nyamuk bahkan ada yang hinggap di batang maupun di daunnya. Hal ini menujukkan bahwa tanaman zodia tidak melakukan apapun. Hal ini ditandai dengan tidak munculnya aroma yang menyengat. Tidak adanya aroma yang menyengat ini tidak membuat nyamuk pergi.
Percobaan kedua dengan cara menggerakan tanaman zodia di bagian atas. Pada percobaan ini, menggerakkan tanaman zodia dari bagian atasnya hanya membuat tanaman zodia bergerak pelan. Gerakan yang pelan ini tidak membuat nyamuk pergi, sehingga jumlah nyamuk yang berada disekitar tanaman zodia masih sama seperti saat tanaman itu diam. Tanaman zodia yang bergerak pelan tidak akan mengeluarkan aroma yang menyengat.
Percobaan selanjutnya, menggerakkan atau menggoyangkan tanaman zodia di bagian bawah. Tanaman zodia yang telah digerakkan muncul aroma dari tanaman ini tetapi tidak menyengat. Hal ini menujukkan bahwa saat tanaman zodia bergerak mengeluarkan aroma. Aroma ini disebabkan oleh kandungan evodiamine dan rutaecarpine yang tidak disukai nyamuk. Sehingga banyak nyamuk yang pergi tetapi masih ada yang tetap berada disekitarnya walaupun dengan jarak yang tidak sedekat sewaktu didiamkan.
Percobaan terakhir, memberi tiupan angin pada tanaman zodia dengan cara mengipasinya. Tanaman zodia yang diberi angin, mengeluarkan bau yang menyengat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, aroma yang keluar ini disebabkan oleh kandungan evodiamine dan rutaecarpine yang tidak disukai nyamuk. Berbeda dengan pada saat menggerakkan, aroma yang keluar dari tanaman zodia pada saat diberi angin lebih menyengat. Sehingga, nyamuk-nyamuk yang semula beada di sekitarnya pergi.
Hal ini menujukkan bahwa tanaman zodia selain diusapkan pada bagian tubuh, juga dapat digunakan untuk mengusir nyamuk dengan cara diberi angin. Hal ini disebabkan karena pada saat tanaman zodia diberi angin, tanaman ini akan mengeluarkan aroma yang menyengat yang tidak disukai oleh nyamuk.




BAB V

A.    Kesimpulan
Pemberian tiupan angin terhadap tumbuhan zodia paling efektif untuk mengusir nyamuk.
B.     Saran
Untuk mengusir nyamuk, disarankan kepada masyarakat untuk menanam zodia di pot dan diletakkan di dalam rumah.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. - . Diunduh dari : http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/02520009.pdf pada 4 Desember 2013
Dinata, Arda. 2005. Tanaman Sebagai Pengusir Nyamuk. Diunduh dari : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/17/ cakrawala/penelitian01.html, pada 4 Desember 2013.
Ginanjar, Genis. - . Demam Berdarah. Yogyakarta : Mizan.
Kardinan, Agus. 2004. Zodia (Evodia suaveolens) Tanaman Pengusir Nyamuk. Diunduh dari : http://www.litbang.deptan.go.id./artikel.pdf/artikel77.pdf#seacrh=’tanaman%20anti%nyamuk%20nyamuk’, pada 4 Desember 2013.
Suharmiati. - .Tanaman Obat dan Ramuan Tradisional untuk Mengatasi Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Agromedia.



LAMPIRAN




















 
 LAMPIRAN
1.
 
Perhitungan
a.
 
Normalitas NH
4
Fe(SO
4
)
2
 a.1. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 8 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,004 N a.2. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 6 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,003 N a.3. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 4 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,002 N a.4. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 2 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,001 N a.5. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 1 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,0005 N  b.
 
Pembuatan 20 ml larutan standar  b.1. 8 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 13 ml (ditambahkan 7 ml aquades)  b.2. 6 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 11 ml (ditambahkan 9 ml aquades)  b.3. 4 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 9 ml (ditambahkan 11 ml aquades)  b.4. 2 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 7 ml (ditambahkan 13 ml aquades)  b.5. 1 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 6 ml (ditambahkan 14 ml aquades)
 
c.
 
Konsentrasi Ion Fe dalam larutan cuplikan c.1. larutan cuplikan X 1 (A) antara tabung 1 dan tabung 2 Diketahui : V
1
 =

 =
 = 1,5 C
1
 = 0,01 N V
2
 = 20 ml Ditanya : C
2
= ..... ? C
1
 x V
1
 = C
2
 x V
2
 0,01 x 1,5 = C
2
 x 20 C
2
=
  
 = 0,00075 M c.2. larutan cuplikan X 1 (A) antara tabung 2 dan tabung 4 Diketahui : V
1
 =

 =
 = 3 C
1
 = 0,01 N V
2
 = 20 ml Ditanya : C
2
= ..... ? C
1
 x V
1
 = C
2
 x V
2
 0,01 x 3 = C
2
 x 20 C
2
=
  
 = 0,0015 M
 
2.
 
Tabel Tabel 2.1. Perhitungan deret larutan standar
 No Vol.  NH
4
Fe(SO
4
)
2
 Vol. KCNS Vol. Aquades Vol. Akhir  Normalitas  NH
4
Fe(SO
4
)
2
 1 8 ml 5 ml 7 ml 20 ml 0,004 N 2 6 ml 5 ml 9 ml 20 ml 0,003 N 3 4 ml 5 ml 11 ml 20 ml 0,002 N 4 2 ml 5 ml 13 ml 20 ml 0,001 N 5 1 ml 5 ml 14 ml 20 ml 0,0005 N
Tabel 2.2. Perhitungan Larutan Cuplikan
Cuplikan Vol. Cuplikan Sesuai tabung deret standar Konsentrasi Cuplikan X 1 (A) 20 ml Antara 1 dan 2 0,00075 M X 2 (B) 20 ml Antara 2 dan 4 0, 0015 M
 
 LAMPIRAN
1.
 
Perhitungan
a.
 
Normalitas NH
4
Fe(SO
4
)
2
 a.1. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 8 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,004 N a.2. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 6 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,003 N a.3. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 4 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,002 N a.4. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 2 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,001 N a.5. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 1 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,0005 N  b.
 
Pembuatan 20 ml larutan standar  b.1. 8 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 13 ml (ditambahkan 7 ml aquades)  b.2. 6 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 11 ml (ditambahkan 9 ml aquades)  b.3. 4 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 9 ml (ditambahkan 11 ml aquades)  b.4. 2 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 7 ml (ditambahkan 13 ml aquades)  b.5. 1 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 6 ml (ditambahkan 14 ml aquades)
 
c.
 
Konsentrasi Ion Fe dalam larutan cuplikan c.1. larutan cuplikan X 1 (A) antara tabung 1 dan tabung 2 Diketahui : V
1
 =

 =
 = 1,5 C
1
 = 0,01 N V
2
 = 20 ml Ditanya : C
2
= ..... ? C
1
 x V
1
 = C
2
 x V
2
 0,01 x 1,5 = C
2
 x 20 C
2
=
  
 = 0,00075 M c.2. larutan cuplikan X 1 (A) antara tabung 2 dan tabung 4 Diketahui : V
1
 =

 =
 = 3 C
1
 = 0,01 N V
2
 = 20 ml Ditanya : C
2
= ..... ? C
1
 x V
1
 = C
2
 x V
2
 0,01 x 3 = C
2
 x 20 C
2
=
  
 = 0,0015 M
 
2.
 
Tabel Tabel 2.1. Perhitungan deret larutan standar
 No Vol.  NH
4
Fe(SO
4
)
2
 Vol. KCNS Vol. Aquades Vol. Akhir  Normalitas  NH
4
Fe(SO
4
)
2
 1 8 ml 5 ml 7 ml 20 ml 0,004 N 2 6 ml 5 ml 9 ml 20 ml 0,003 N 3 4 ml 5 ml 11 ml 20 ml 0,002 N 4 2 ml 5 ml 13 ml 20 ml 0,001 N 5 1 ml 5 ml 14 ml 20 ml 0,0005 N
Tabel 2.2. Perhitungan Larutan Cuplikan
Cuplikan Vol. Cuplikan Sesuai tabung deret standar Konsentrasi Cuplikan X 1 (A) 20 ml Antara 1 dan 2 0,00075 M X 2 (B) 20 ml Antara 2 dan 4 0, 0015 M