Thursday, September 26, 2013

makalah BK



Prospek Menggapai Kelulusan Ujian Akhir di SMA
Antara Peluang dan Tantangan

Disusun Oleh:
Sarah Rahmawati XII IPA4/29

SMA NEGERI 1 SLEMAN
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Ujian akhir SMA merupakan penentu bagi siswa kelas XII untuk menentukan lulus tidaknya siswa. Ujian akhir terdiri dari 3, yaitu ujian negara, ujian sekolah, dan ujian praktek. Ujian negara serentak diadakan di seluruh daerah. Ujian sekolah diadakan oleh sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan. Ujian praktek dimaksudkan untuk menambah nilai dan mengukur kemampuan praktek siswa. Siswa dituntut mampu menuntaskan ketiga ujian tersebut agar dapat lulus. Bila salah satu saja tidak lulus, maka siswa dinyatakan tidak lulus.
Ujian akhir terkesan mengerikan bagi sebagian besar siswa. Apalagi ujian negara yang telah ditetapkan pada hari dan jam yang sana. Ujian negara dilaksakan serentak di seluruh pelosok daerah. Selain itu, adanya standar kelulusan minimal yang telah ditetapkan. Hal inilah yang menjadi momok paling menakutkan. Padahal hal ini bisa diatasi dengan mempersiapkan ujian sebaik dan sedini mungkin. Stres harus dihindari agar tidak mengganggu konsentrasi terhadap ujian akhir.
Oleh karena itu, diperlukan prospek untuk menggapai kelulusan yang penuh dengan tantangan. Tantangan ini bisa berasal dari diri sendiri maupun orang lain. Namun, tak dipungkiri bahwa banyak peluang untuk lulus dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi yaitu universitas. Dalam persaingan ini, siswa tidak hanya bersaing dengan teman sekolah tapi juga dengan ratusan ribu siswa di luar sana yang berkeinginan sama. Prioritas lulus dan masuk ke universitas favorit. Maka, sebagai siswa harus mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan ujian sebaik-baiknya. Tentunya setelah duduk di kelas XII harus mempersiapkan berbagai hal seperti persiapan fisik, mental, dan materi ujian. Dengan adanya persiapan ini diharapkan siswa dapat lulus dengan nilai memuaskan dan masuk ke universitas yang diinginkan.
Berdasarkan hal tersebut, maka saya membuat makalah ini untuk mengetahui prospek menggapai kelulusan ujian akhir di SMA dan mengetahui tantangan serta peluang yang ada.
B.   Tujuan
Mengetahui prospek dalam menggapai kelulusan ujian akhir di SMA dan mengetahui tantangan serta peluang yang ada.
C.   Manfaat
1.         Mengetahui sejauh mana usaha dalam menggapai kelulusan dan prospek kelulusan.
2.         Mengetahui tantangan yang besar dari berbagai pihak.
3.         Mengatahui adanya peluang yang bisa didapatkan.









BAB II
PELUANG KELULUSAN

A.   Persiapan Diri
1.         Persiapan Fisik
Sebelum menghadapi ujian akhir, perlu adanya persiapan fisik. Berbagai persiapan tersebut harus disiapkan sebaik mungkin. Bila fisik siap, maka otakpun akan siap saat menghadapi ujian. Hal ini memang terkesan sepele, tapi tak boleh disepelekan. Fisik harus diperhatikan agar bisa maksimal saat menghadapi ujian.
Berbagai persiapan fisik diantaranya yaitu tidur yang cukup, menjaga pola makan, dan mengurangi aktivitas yang tidak penting. Dengan tidur yang cukup, badan akan selalu segar tidak mudah lemas, pikiran fresh, kemampuan mengingat lebih kuat, dan tidak mudah stres. Menjaga pola makan juga tak kalah penting. Makan harus 3 kali sehari dan tepat waktu. Makanan-makanan yang dimakan sebaiknya yang berprotein tinggi agar menguatkan ingatan. Selain itu, harus menghindari makanan yang pedas. Bukankah tidak ingin mulas saat ujian?
Setelah kelas XII aktivitas-aktivitas yang tidak penting ahrus dikurangi. Perlu mengurangi main atau hang out sama teman-teman, ngegame, olahraga-olahraga seperti basket, futsal, sepak bola,voli, dan lain-lain. Olahraga yang berat cenderung mengakibatkan cedera sehingga perlu dikurangi. Selanjutnya, harus selalu hati-hati dalam mengerjakan suatu hal. Misal saat menegdarai sepeda motor haruslah hati-hati.
Selain itu, masih banyak hal-hal yang perlu dihindari seperti tawuran, memakai narkoba, seks bebas, dll.

2.         Persiapan Mental
Persiapan mental sangat diperlukan saat menghadapi ujian. Oleh karena itu, haruslah selalu berpikiran positif, optimis, percaya diri, jujur, dan kerja keras. Tanamkan sikap optimis bahwa ujian bisa dihadapi dengan tenang. Berbekal optimis, kita akan percaya diri. Saat ujian nanti, jangan sekali-sekali mangharapkan bantuan teman. Percaya diri dengan apa yang telah dikerjakan. Toh belum tentu jawaban teman yang benar. Jangan sekali-sekali terpancing dengan tawaran kunci jawaban. Bila salah, bukankah itu sangat merugikan diri sendiri. Kerjakan ujian dengan jujur. Kita akan bangga berapan hasilnya bila itu usaha sendiri yang jujur. Untuk meraih semua itu diperlukan kerja keras dalam belajar. Jadi, tanamkan mental juara yang jujur, percaya diri, dan kerja keras. Namun, jangan lupa untuk selalu beribadah dan berdoa.
Jangan dianggap ujian itu sebagai momok, tapi jadikan ujian sebagai pengukur tingkat kemampuan kita dalam menangkap pelajara. Anggap saja ujian akhir sebagai ujian biasa agar tidak grogi. Jangan stres karena banyak kasus siswa pingsan setelah melihat soal. Jadi, tanamkan motivasi yang kuat dalam diri. Aku ingin bisa, aku harus bisa, dan aku pasti bisa.
3.         Persiapan materi ujian
Ujian akhir meliputi semua materi, baik kelas X, XI, maupun XII. Belajar harus dijadikan sebagai suatu kebutuhan bukan keinginan. Belajar minimal harus 4 jam dalam sehari. Misal 1 jam dalam sehari untuk mengulang materi kelas X dan XI. Semua materi yang kita terima di sekolah, diulang kembali di rumah. Bila belum jelas terhadap suatu materi, tanyakan pada guru yang bersangkutan.
Perbanyak melakukan latihan-latihan soal. Sisihkan uang yang kita punya untuk mengikuti try out atau membeli buku-buku soal. Jadi nantinya pasti akan sangat berguna. Bila perlu dan mampu bisa mengikuti les. Namun, saat memutuskan untuk  les, bulatkan tekad. Pergunakan les dengan sebaik-baiknya dan diniati.
Bila kita sudah terbiasa mengulang pelajaran yang sudah-sudah, maka menjalang hari ujian kita tinggal mengulang kembali. Enak bukan? Hindari yang namanya belajar kebut semalam. Hal ini hanya memperparah keadaan. Apalagi malam sebelum ujian jika belajar hingga larut malam, esoknya malah mengantuk dan lupa materi-materi yang dipelajari.
B.   Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga sangatlah penting. Dengan dukunga keluarga, kita akan lebih percaya diri. Bila keluarga mendukung, tentunya kita akan merasa lebih termotivasi. Jadikan orangtua sebagai motivator. Belajar, berdoa, sukses, dan banggakan orangtua. Bila nantinya kita sukses, tentunya tidak sia-sia biaya yang dikeluarkan orangtua selama membesarkan kita. Bila dihitung, mungkin ratusan juta sudah melayang untuk membesarkan kita. Tapi apakah mereka menginginkan balasan? Tentu jawabannya tidak. Semua orangtua hanya menginginkan anaknya berhasil dan suskes. Jadi, jangan patahkan impian para orangtua.
Kita juga harus selalu patuh pada orangtua. Jangan sampai mengatakan hal-hal yang tidak baik kepada orangtua. Gunakan kata paling baik untuk berbicara pada orangtua. Jangan sekali-sekali menyakiti hati orantua. Jangan lupa meminta doa kepada ibu dan bapak agar dimudahkan dalam mengerjakan ujian. dan minta doa agar dimudahkan jalan untuk sukses.
C.   Fasilitas Sekolah
Sekolah memberikan berbagai fasilitas kepada siswa. Wifi yang bisa digunakan untuk mengakses internet. Tapi gunakan internet untuk sebaik-baiknya, misal mencari tugas dan materi yang belum kita ketahui. Wifi ini tentunya gratis dan sangat bermanfaat bagi siswa maupun guru.
Sekolah juga mengadakan bimbingan belajar intensif yang dimulai sebelum jam pertama, sekitar jam 06.30. Bimbingan ini perlu dimanfaatkan sebaik mungkin. Dengan adanya kegiatan ini kita akan terbiasa bangun pagi dan disiplin. Saat belajar pagi hari pikiran masih fresh dan mudah menerima materi yang disampaikan. Jangan sia-siakan dengan membolos, karena akan rugi.
Selain itu, guru-guru memberikan layanan klinik. Layanan ini bisa dipergunakan seluruh siswa untuk bertanya materi yang belum jelas. Dengan layanan ini, diharapkan siswa lebih aktif untuk bertanya dan berlatih soal.
Untuk siswa yang kurang mampu, pemerintah dan sekolah menyediakan beasiswa. Jadi tidak perlu terlalu repot memikirkan biaya. Siswa cukup konsentrasi terhadap ujian.






BAB III
TANTANGAN KELULUSAN

A.   Tantangan dari diri pribadi
Tantangan dari diri pribadi sangatlah berpengaruh. Walaupun kita sudah memegang prinsip untuk belajar denagn keras, terkadang menjadi lembek. Semangat yang awalnya menggebu-nggebu, bisa saja melembek. Hal ini perlu dihindari. Mood yang naik turun perlu dijaga. Masalah asmara atau sebagainya tidak saya jadikan prioritas. Saat-saat seperti ini bukan pacar yang dibutuhkan, melainkan seorang teman. Teman yang mampu membuat kita rajin belajar dan selalu semangat.
Terkadang terasa malas tingkat untuk belajar. Namun, sekali lagi perlu ditekankan prinsip yang sudah saya pegang. Belajar, sukses, dan bahagia. Bila terasa malas, segera cari alternatif. Lakukan aktivitas seperti mendengarkan musik beberapa menit. Setelah itu belajar kembali. Musik mengajarkan kita untuk fokus. Oleh karena itu, ciptakan suasana sekondusif mungkin agar belajar terasa nyaman dan menyenangkan.
Saya selalu meyakinkan diri bahwa saya harus bisa mewujudkan cita-cita saya. Saya harus sukses, bahagia, dan banggakan orangtua.
B.   Tantangan dari keluarga
Keluarga juga berpengaruh dalam setiap pengambilan keputusan. Orangtua menuntut kita untuk selalu mendapat nilai baik dan rangking pertama. Namun, itu adalah cara yang salah. Orangtua seharusnya memberikan dukungan dan motivasi agar kita semakin terpacu untuk lebih baik lagi.
Masalah lain adalah orantua juga ikut andil untuk memilih universitas. Banyak orantua yang sejak kecil mengingkan anaknya untuk menjadi dokter. Namun, itu hal yang sulit. Tak semua anak, termasuk saya begitu antusias terhadap pilihan orangtua. Faktor pertama adalah biaya pendidikan yang mahal. Mungkin keluarga tidak mampu membiayai saya kuliah di kedokteran. Selain itu, kuliah di kedokteran membutuhkan orang yang tidak hanya cerdas, tapi juga berdedikasi tinggi. Untuk masalah otak saja, saya masih ragu. Mampukah saya kuliah di kedokteran UGM? Faktor lain, kedokteran menjadi incaran semua orang.
Terkadang orangtua juga menganjurkan untuk kuliah di STAN atau STIS. Kuliah didua tempat ini memang gratis dan nantinya langsung kerja. Namun, peluangnya juga kecil. Apalagi untuk STAN yang tidak setiap tahun membuka pendaftaran mahasiswa baru.
C.   Tantangan dari lingkungan
Tantangan yang paling berat adalah lingkungan. Teman-teman yang kebanyakan mengambil les diluar awalnya membuat saya kurang percaya diri. Namun, seiring berjalannya waktu rasa percaya diri itu mulai tumbuh kembali. Tidak harus les, asalkan kita rajin belajar kita pun mampu. Toh banyak siswa berprestasi tanpa les.
Selain itu, jika kita salah bergaul maka menyesallah kita. Pilih teman yang benar-benar baik dan tidak akan menjerumuskan kita ke dalam hal-hal negatif. Untuk masalah ini bisa dihadapi dengan mencari teman yang sudah pasti bagaimana wataknya, pergaulannya, dan imannya.


BAB IV
KESIMPULAN

Sebelum menghadapi ujian, segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ujian harus disiapkan sebaik mungkin. Persiapan fisik, persiapan mental, dan persiapan materi ujian harus disiapkan sebaik mungkin. Persiapan fisik bisa dilakukan dengan tidur yang cukup, menjaga pola makan, dan mengurangi aktivitas yang tidak penting. Persiapan mental tak kalah penting. Jangan sampai terlalu stres karena ini hanya akan memperparah keadaan. Tunjukkan sikap percaya diri, jujur, dan kerja keras. Persiapan materi dilakukan dengan mengulang materi. Perbanyak berlatih soal yang sesuai SKL. Bila merasa perlu dan mampu bisa mengikuti les atau bimbingan belajar.
Dalam menggapai kelulusan ujian akhir banyak peluang dan tantangan yang harus kita jalani. Tantangan ini bisa berasal dari diri sendiri, keluarga, maupun orang lain. Untuk memperoleh hasil maksimal jadikan tantangan sebagai pemacu agar bisa belajar dengan maksimal. Peluang-peluang yang ada juga harus dimanfaatkan. Peluang lulus ujian maupun peluang untuk masuk ke universitas yang diinginkan. Meski peluang tidak besar, harus diusahakan agar peluang tersebut tidak sia-sia.
Setelah membuat makalah ini tentunya saya menyadari prospek dalam menggapai ujian. saya juga akan memaksimalkan belajar dan persiapan lainnya. Perlu disadari tantangan ini cukup berat karena yang menjadi masalah bukan hanya ujian saja, tapi juga hidup mendatang. Masih banyak peluang yang saya memiliki. Saya akan membuat peluang-peluang itu menjadi nyata.

Imunisasi Aktif



Kata imun berasal dari bahasa Latin ‘imunitas’ yang berarti pembebasan (kekebalan).
Imunisasi adalah suatu perlakuan yang mengakibatkan seseorang menjadi kebal (imun) terhadap suatu penyakit.
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun yang telah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi.
Antibodi adalah zat anti yang terbentuk ketika antigen (kuman) masuk ke dalam tubuh. Pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membantuk antibodi tidak terlalu kuat karena belum mempunyai pengalaman. Tetapi reaksi kedua, ketiga dan seterusnya tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak.
Imunisasi aktif dilakukan dengan menyuntikan vaksin yang berisi antigen tertentu ke dalam tubuh untuk membangun sistem kekebalan. Sebagai tanggapan atas antigen, sisitem imunitas mengembangkan zat antibodi ataupun sel darah putih jenis limfosit T yang merupakan sel penyerang khusus. Beberapa imunisasi memberikan perlindungan lengkap terhadap penyakit seumur hidup. Jenis lain memberikan perlindungan parsial, artinya bahwa orang yang diimunisasi hanya mendapat kekebalan sementara.
Imunisasi aktif dapat dilaksanakan dengan menggunakan suatu organisme yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga hanya memberikan sedikit resiko menyebabkan penyakit, tetapi masih mampu membangun sistem pertahanan tubuh untuk melawan penyakit.
Contoh:
Perlindungan tubuh dari demam kuning, campak, cacar, dan banyak penyakit lain yang disebabkan oleh virus.