Prospek Menggapai Kelulusan Ujian Akhir di SMA
Antara Peluang dan Tantangan
Disusun Oleh:
Sarah Rahmawati XII IPA4/29
SMA NEGERI 1 SLEMAN
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ujian akhir SMA merupakan penentu bagi siswa kelas XII untuk menentukan
lulus tidaknya siswa. Ujian akhir terdiri dari 3, yaitu ujian negara, ujian
sekolah, dan ujian praktek. Ujian negara serentak diadakan di seluruh daerah.
Ujian sekolah diadakan oleh sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan. Ujian
praktek dimaksudkan untuk menambah nilai dan mengukur kemampuan praktek siswa. Siswa dituntut mampu
menuntaskan ketiga ujian tersebut agar dapat lulus. Bila salah satu saja tidak
lulus, maka siswa dinyatakan tidak lulus.
Ujian akhir terkesan
mengerikan bagi sebagian besar siswa. Apalagi ujian negara yang telah ditetapkan
pada hari dan jam yang sana. Ujian negara dilaksakan serentak di seluruh
pelosok daerah. Selain itu, adanya standar kelulusan minimal yang telah
ditetapkan. Hal inilah yang menjadi momok paling menakutkan. Padahal hal ini
bisa diatasi dengan mempersiapkan ujian sebaik dan sedini mungkin. Stres harus
dihindari agar tidak mengganggu konsentrasi terhadap ujian akhir.
Oleh karena itu, diperlukan prospek untuk menggapai kelulusan yang penuh
dengan tantangan. Tantangan ini bisa berasal dari diri sendiri maupun orang
lain. Namun, tak dipungkiri bahwa banyak peluang untuk lulus dan melanjutkan ke
jenjang lebih tinggi yaitu universitas. Dalam persaingan ini, siswa tidak hanya
bersaing dengan teman sekolah tapi juga dengan ratusan ribu siswa di luar sana
yang berkeinginan sama. Prioritas lulus dan masuk ke universitas favorit. Maka,
sebagai siswa harus mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan ujian
sebaik-baiknya. Tentunya setelah duduk di kelas XII harus mempersiapkan
berbagai hal seperti persiapan fisik, mental, dan materi ujian. Dengan adanya
persiapan ini diharapkan siswa dapat lulus dengan nilai memuaskan dan masuk ke
universitas yang diinginkan.
Berdasarkan hal tersebut, maka saya membuat makalah ini untuk mengetahui
prospek menggapai kelulusan ujian akhir di SMA dan mengetahui tantangan serta
peluang yang ada.
B. Tujuan
Mengetahui prospek dalam menggapai kelulusan
ujian akhir di SMA dan mengetahui tantangan serta peluang yang ada.
C. Manfaat
1.
Mengetahui
sejauh mana usaha dalam menggapai kelulusan dan prospek kelulusan.
2.
Mengetahui
tantangan yang besar dari berbagai pihak.
3.
Mengatahui
adanya peluang yang bisa didapatkan.
BAB II
PELUANG KELULUSAN
A. Persiapan
Diri
1.
Persiapan Fisik
Sebelum menghadapi ujian
akhir, perlu adanya persiapan fisik. Berbagai persiapan tersebut harus
disiapkan sebaik mungkin. Bila fisik siap, maka otakpun akan siap saat
menghadapi ujian. Hal ini memang terkesan sepele, tapi tak boleh disepelekan.
Fisik harus diperhatikan agar bisa maksimal saat menghadapi ujian.
Berbagai
persiapan fisik diantaranya yaitu tidur yang cukup, menjaga pola makan, dan
mengurangi aktivitas yang tidak penting. Dengan tidur yang cukup, badan akan selalu
segar tidak mudah lemas, pikiran fresh, kemampuan mengingat lebih kuat,
dan tidak mudah stres. Menjaga pola makan juga tak kalah penting. Makan harus 3
kali sehari dan tepat waktu. Makanan-makanan yang dimakan sebaiknya yang
berprotein tinggi agar menguatkan ingatan. Selain itu, harus menghindari makanan yang pedas.
Bukankah tidak ingin mulas saat ujian?
Setelah kelas XII
aktivitas-aktivitas yang tidak penting ahrus dikurangi. Perlu mengurangi main
atau hang out sama teman-teman, ngegame, olahraga-olahraga seperti
basket, futsal, sepak bola,voli, dan lain-lain. Olahraga yang berat cenderung
mengakibatkan cedera sehingga perlu dikurangi. Selanjutnya, harus selalu
hati-hati dalam mengerjakan suatu hal. Misal saat menegdarai sepeda motor
haruslah hati-hati.
Selain itu, masih banyak
hal-hal yang perlu dihindari seperti tawuran, memakai narkoba, seks bebas, dll.
2.
Persiapan Mental
Persiapan mental sangat diperlukan saat menghadapi ujian. Oleh karena
itu, haruslah selalu berpikiran positif, optimis, percaya diri, jujur, dan
kerja keras. Tanamkan sikap optimis bahwa ujian bisa dihadapi dengan tenang. Berbekal
optimis, kita akan percaya diri. Saat ujian nanti, jangan sekali-sekali
mangharapkan bantuan teman. Percaya diri dengan apa yang telah dikerjakan. Toh
belum tentu jawaban teman yang benar. Jangan sekali-sekali terpancing dengan
tawaran kunci jawaban. Bila salah, bukankah itu sangat merugikan diri sendiri.
Kerjakan ujian dengan jujur. Kita akan bangga berapan hasilnya bila itu usaha
sendiri yang jujur. Untuk meraih semua itu diperlukan kerja keras dalam
belajar. Jadi, tanamkan mental juara yang jujur, percaya diri, dan kerja keras.
Namun, jangan lupa untuk selalu beribadah dan berdoa.
Jangan dianggap ujian itu sebagai momok, tapi jadikan ujian sebagai
pengukur tingkat kemampuan kita dalam menangkap pelajara. Anggap saja ujian
akhir sebagai ujian biasa agar tidak grogi. Jangan stres karena banyak kasus siswa pingsan
setelah melihat soal. Jadi, tanamkan motivasi yang kuat dalam diri. Aku ingin bisa, aku harus
bisa, dan aku pasti bisa.
3.
Persiapan
materi ujian
Ujian akhir meliputi semua materi, baik kelas X, XI, maupun XII. Belajar
harus dijadikan sebagai suatu kebutuhan bukan keinginan. Belajar minimal harus
4 jam dalam sehari. Misal 1 jam dalam sehari untuk mengulang materi kelas X dan
XI. Semua materi yang kita terima di sekolah, diulang kembali di rumah. Bila
belum jelas terhadap suatu materi, tanyakan pada guru yang bersangkutan.
Perbanyak melakukan
latihan-latihan soal. Sisihkan uang yang kita punya untuk mengikuti try out
atau membeli buku-buku soal. Jadi nantinya pasti akan sangat berguna. Bila
perlu dan mampu bisa mengikuti les. Namun, saat memutuskan untuk les, bulatkan tekad. Pergunakan les dengan
sebaik-baiknya dan diniati.
Bila
kita sudah terbiasa mengulang pelajaran yang sudah-sudah, maka menjalang hari
ujian kita tinggal mengulang kembali. Enak bukan? Hindari yang namanya belajar
kebut semalam. Hal ini hanya memperparah keadaan. Apalagi malam sebelum ujian
jika belajar hingga larut malam, esoknya malah mengantuk dan lupa materi-materi
yang dipelajari.
B.
Dukungan
Keluarga
Dukungan keluarga sangatlah penting. Dengan
dukunga keluarga, kita akan lebih percaya diri. Bila keluarga mendukung,
tentunya kita akan merasa lebih termotivasi. Jadikan orangtua sebagai
motivator. Belajar, berdoa, sukses, dan banggakan orangtua. Bila nantinya kita
sukses, tentunya tidak sia-sia biaya yang dikeluarkan orangtua selama
membesarkan kita. Bila
dihitung, mungkin ratusan juta sudah melayang untuk membesarkan kita. Tapi
apakah mereka menginginkan balasan? Tentu jawabannya tidak. Semua orangtua
hanya menginginkan anaknya berhasil dan suskes. Jadi,
jangan patahkan impian para orangtua.
Kita juga harus selalu patuh pada orangtua. Jangan sampai mengatakan
hal-hal yang tidak baik kepada orangtua. Gunakan kata paling baik untuk
berbicara pada orangtua. Jangan sekali-sekali menyakiti hati orantua. Jangan
lupa meminta doa kepada ibu dan bapak agar dimudahkan dalam mengerjakan ujian.
dan minta doa agar dimudahkan jalan untuk sukses.
C. Fasilitas
Sekolah
Sekolah
memberikan berbagai fasilitas kepada siswa. Wifi yang bisa digunakan untuk
mengakses internet. Tapi gunakan internet untuk sebaik-baiknya, misal mencari
tugas dan materi yang belum kita ketahui. Wifi
ini tentunya gratis dan sangat bermanfaat bagi siswa maupun guru.
Sekolah juga mengadakan bimbingan belajar
intensif yang dimulai sebelum jam pertama, sekitar jam 06.30. Bimbingan ini
perlu dimanfaatkan sebaik mungkin. Dengan adanya kegiatan ini kita akan
terbiasa bangun pagi dan disiplin. Saat belajar pagi hari pikiran masih fresh
dan mudah menerima materi yang disampaikan. Jangan sia-siakan dengan
membolos, karena akan rugi.
Selain itu, guru-guru memberikan layanan
klinik. Layanan ini bisa dipergunakan seluruh siswa untuk bertanya materi yang
belum jelas. Dengan layanan ini, diharapkan siswa lebih aktif untuk bertanya
dan berlatih soal.
Untuk siswa yang kurang mampu, pemerintah dan sekolah menyediakan
beasiswa. Jadi tidak perlu terlalu repot memikirkan biaya. Siswa cukup
konsentrasi terhadap ujian.
BAB III
TANTANGAN KELULUSAN
A. Tantangan dari diri pribadi
Tantangan dari diri pribadi sangatlah
berpengaruh. Walaupun kita sudah memegang prinsip untuk belajar denagn keras,
terkadang menjadi lembek. Semangat yang awalnya menggebu-nggebu, bisa saja
melembek. Hal ini perlu dihindari. Mood yang naik turun perlu dijaga. Masalah
asmara atau sebagainya tidak saya jadikan prioritas. Saat-saat seperti ini bukan pacar yang dibutuhkan, melainkan
seorang teman. Teman yang mampu membuat kita rajin belajar dan selalu semangat.
Terkadang terasa malas tingkat untuk belajar.
Namun, sekali lagi perlu ditekankan prinsip yang sudah saya pegang. Belajar,
sukses, dan bahagia. Bila terasa malas, segera cari alternatif. Lakukan
aktivitas seperti mendengarkan musik beberapa menit. Setelah itu belajar
kembali. Musik mengajarkan kita untuk fokus. Oleh karena itu, ciptakan suasana
sekondusif mungkin agar belajar terasa nyaman dan menyenangkan.
Saya selalu meyakinkan diri bahwa saya harus
bisa mewujudkan cita-cita saya. Saya harus sukses, bahagia, dan banggakan
orangtua.
B. Tantangan dari keluarga
Keluarga juga berpengaruh dalam setiap pengambilan keputusan.
Orangtua menuntut kita untuk selalu mendapat nilai baik dan rangking pertama.
Namun, itu adalah cara yang salah. Orangtua seharusnya memberikan dukungan dan
motivasi agar kita semakin terpacu untuk lebih baik lagi.
Masalah lain adalah orantua juga ikut andil untuk memilih
universitas. Banyak orantua yang sejak kecil mengingkan anaknya untuk menjadi
dokter. Namun, itu hal yang sulit. Tak semua anak, termasuk saya begitu
antusias terhadap pilihan orangtua. Faktor pertama adalah biaya pendidikan yang
mahal. Mungkin keluarga tidak mampu membiayai saya kuliah di kedokteran. Selain
itu, kuliah di kedokteran membutuhkan orang yang tidak hanya cerdas, tapi juga
berdedikasi tinggi. Untuk masalah otak saja, saya masih ragu. Mampukah saya
kuliah di kedokteran UGM? Faktor lain, kedokteran menjadi incaran semua orang.
Terkadang orangtua juga menganjurkan untuk kuliah di STAN atau
STIS. Kuliah didua tempat ini memang gratis dan nantinya langsung kerja. Namun,
peluangnya juga kecil. Apalagi untuk STAN yang tidak setiap tahun membuka
pendaftaran mahasiswa baru.
C. Tantangan dari lingkungan
Tantangan yang paling berat adalah lingkungan. Teman-teman yang
kebanyakan mengambil les diluar awalnya membuat saya kurang percaya diri. Namun,
seiring berjalannya waktu rasa percaya diri itu mulai tumbuh kembali. Tidak harus les, asalkan kita rajin belajar
kita pun mampu. Toh banyak siswa berprestasi tanpa les.
Selain itu, jika kita salah bergaul maka
menyesallah kita. Pilih teman yang benar-benar baik dan tidak akan
menjerumuskan kita ke dalam hal-hal negatif. Untuk masalah ini bisa dihadapi
dengan mencari teman yang sudah pasti bagaimana wataknya, pergaulannya, dan imannya.
BAB IV
KESIMPULAN
Sebelum menghadapi ujian, segala hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan ujian harus disiapkan sebaik mungkin. Persiapan
fisik, persiapan mental, dan persiapan materi ujian harus disiapkan sebaik
mungkin. Persiapan fisik bisa dilakukan dengan tidur yang cukup, menjaga pola
makan, dan mengurangi aktivitas yang tidak penting. Persiapan mental tak kalah
penting. Jangan sampai terlalu stres karena ini hanya akan memperparah keadaan.
Tunjukkan sikap percaya diri, jujur, dan kerja keras. Persiapan materi
dilakukan dengan mengulang materi. Perbanyak berlatih soal yang sesuai SKL.
Bila merasa perlu dan mampu bisa mengikuti les atau bimbingan belajar.
Dalam menggapai kelulusan ujian akhir banyak
peluang dan tantangan yang harus kita jalani. Tantangan ini bisa berasal dari
diri sendiri, keluarga, maupun orang lain. Untuk memperoleh hasil maksimal
jadikan tantangan sebagai pemacu agar bisa belajar dengan maksimal.
Peluang-peluang yang ada juga harus dimanfaatkan. Peluang lulus ujian maupun
peluang untuk masuk ke universitas yang diinginkan. Meski peluang tidak besar,
harus diusahakan agar peluang tersebut tidak sia-sia.
Setelah membuat makalah ini tentunya saya
menyadari prospek dalam menggapai ujian. saya juga akan memaksimalkan belajar
dan persiapan lainnya. Perlu disadari tantangan ini cukup berat karena yang
menjadi masalah bukan hanya ujian saja, tapi juga hidup mendatang. Masih banyak
peluang yang saya memiliki. Saya akan membuat peluang-peluang itu menjadi
nyata.