Thursday, December 5, 2013

laporan biologi


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
PENGARUH BERBAGAI MACAM  BERBAGAI MACAM PERLAKUAN TERHADAP TANAMAN ZODIA SEBAGAI TANAMAN PENGUSIR NYAMUK
Description: Description: F:\Logo UNY\UNY (4).jpg
Disusun oleh:
Sarah Rahmawati           13312241043
Vera Rosdianawati                  13312241048
Nurlina Rafidah             13312241058

PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013/2014
BAB I

A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kedua terbesar dengan jumlah penderita dan tingkat kematian yang tinggi akibat demam berdarah (WHO 2004). Sehingga, diperlukan upaya pemberantasan nyamuk untuk mengatasi masalah demam berdarah.
Pemberantasan nyamuk biasanya dilakukan dengan menggunakan insektisida sintesis yang berfungsi sebagai racun, baik berupa bahan antinyamuk semprot, antinyamuk bakar maupun antinyamuk yang dioleskan. Bahan antinyamuk tersebut tentu saja mengandung senyawa kimia.
Sebenarnya ada cara yang lebih ramah lingkungan untuk  mengatasi nyamuk, yaitu dengan memanfaatkan tanaman antinyamuk (insektisida hidup pengusir nyamuk). Tanaman pengusir nyamuk adalah jenis tanaman yang dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk. Tanaman ini tidak perlu diolah terlebih dahulu. Kemampuan tanaman ini sebagai nyamuk bisa dianggap istimewa karena baunya menyengat diduga tidak disukai serangga, termasuk nyamuk.
Zodia merupakan salah satu tanaman yang dapat mengusir nyamuk. Baik didalam ruangan maupun pekarangan. Tanaman Zodia berasal dari Papua. Oleh masyarakat Papua, tanamna ini sudah lama dijadikan sebagai penghalau serangga khususnya nyamuk. Tanaman Zodia dapat menghasilkan aroma yang cukup tajam. Aroma ini disebabkan oleh kandungan evodiamine dan rutaecarpine sehingga tidak disukai nyamuk
Penggunaan tanaman ini cukup mudah, yaitu cukup diletakkan di dalam ruangan atau ditanam di pekarangan rumah. Bagi manusia, tanaman pengusir nyamuk ini dapat memberikan nilai positif. Manfaat ganda tanaman-tanaman ini adalah selain membuat rumah tampak sejuk dan indah, juga mampu mengusir serangga terutama nyamuk. Cara ini termasuk sederhana, mudah, murah, dan ramah lingkungan.
Cara yang saat ini dikenal oleh masyarakat untuk menggunakan zodia sebagai pengusir nyamuk adalah daunnya diusapkan pada tangan, kaki, maupun bagian tubuh lainnya. Kami ingin mengetahui apakah tanaman zodia apabila diperlakukan secara berbeda dapat mengusir nyamuk. 

B.     Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap tanaman zodia sebagai tanaman pengusir nyamuk?
C.     Tujuan
Untuk mengidentifikasi pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap tanaman zodia sebagai tanaman pengusir nyamuk
BAB II

A.    Kajian Pustaka
Zodia (Evodia suaveolens) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk menghalau nyamuk. Tanaman ini merupakan anggota keluarga rutaceae. Zodia ini merupakan jenis tanaman yang berasal dari daerah Irian (Papua), Indonesia. Zodia sejak dahulu telah digunakan oleh masyarakat Irian untuk menghalau nyamuk sebelum mereka masuk ke hutan, dengan cara menggosokkan daunnya pada permukaan kulit. (Genis Ginanjar).
1.  Klasifikasi
Berikut ini adalah klasifikasi  tanaman Zodia menurut sistem klasifikasi dari Cronquist (1981) adalah sebagai berikut :
Divisi               : Magnoliophyta
Clas                 : Magnoliopsida
Sub Clas          : Rosidae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Rutaceae
Genus              : Evodia
Spesies            : Evodia suaveolens Scheff
2.  Morfologi
Tanaman perdu ini berasal dari  famili Rutaceae, sehingga mampu mencapai ketinggian 2 meter. Tinggi  tanaman 0,3-2 m dan mempunyai bentuk daun runcing (lancet), tepi daun bergelombang  (undulate)  dan runcing (acutus) pada ujung dan pangkal daun (Backer, 1911). Panjang daun dewasa 20-30 cm. Daunnya cantik sekali, hijau agak kekuningan, pipih panjang tapi lentur, dan menyejukkan mata yang memandang (Harjanto, 2004).
Bunga pada tanaman Zodia bersifat hermafrodit dan mempunyai warna  putih agak kekuning-kuningan. Dan bunga inilah yang memancarkan aroma  harum yang dibenci nyamuk. Di Jawa  seringkali tanaman ini digunakan sebagai tanaman hias di kebun atau di taman. Karena bentuk Zodia cukup menarik inilah sehingga banyak digunakan sebagai tanaman hias (Dinata, 2005).
3.  Habitat dan Perbanyakan
Zodia berasal dari Papua, namun saat ini sudah banyak tumbuh di Pulau  Jawa. Tanaman ini tumbuh baik di ketinggian 400-1.000 m dpl (Dinata, 2005).  Lazimnya tanaman ini ditanam di dalam pot, dan digunakan sebagai tanaman  dalam ruangan (indoor plant). Namun baik juga bila langsung ditanam di halaman  rumah. Bahkan bisa memberikan kesejukan tersendiri. Tinggi tanaman bila dibiarkan bebas di lapangan bisa mencapai 200 cm (Harjanto, 2004).
Tanaman Zodia juga cukup mudah diperbanyak, baik melalui stek ranting maupun menggunakan bijinya (Dinata, 2005). Ketika sudah berbunga dan berbiji, biji yang jatuh dan menyebar di sekitar tanaman pun dapat tumbuh menjadi tanaman dalam jumlah yang cukup banyak. 
Fase pertumbuhan Zodia membutuhkan perhatian tersendiri, bila langsung  terkena sinar matahari bisa mati sebaliknya bila kurang sinar matahari justru  pertumbuhannya kurang sehat. Tanaman ini akan tumbuh subur bila dikembangkan di daerah yang cukup dingin (Harjanto, 2004).
4.  Kandungan Bahan Aktif Zodia
Menurut pendapat beberapa orang  (Kardinan, 2003), tanaman ini bisa digunakan untuk mengusir nyamuk, baik di dalam ruangan maupun di pekarangan. Oleh masyarakat Papua, tanaman ini sudah lama digunakan sebagai penghalau serangga, khususnya nyamuk. Kenyataan ini juga diperkuat dari beberapa literatur yang menyebutkan bahwa tanaman ini menghasilkan aroma yang cukup tajam yang diduga disebabkan oleh kandungan  evodiamine dan rutaecarpine sehingga tidak disukai serangga.
Daun Zodia yang terasa pahit, kadang-kadang digunakan sebagai obat tradisional, antara lain sebagai tonik untuk menambah stamina tubuh, sementara rebusan kulit batangnya bermanfaat sebagai pereda demam malaria. Daun Zodia dapat disuling untuk menghasilkan minyak atsiri (essential oil) yang mengandung bahan aktif (komponen utama)  evodiamine dan  rutaecarpine. Diduga, kedua bahan aktif inilah yang membuat nyamuk tidak menyukai tanaman ini.
Menurut Kardinan (2004), daun Zodia mampu menghalau nyamuk selama 6 jam, dengan daya halau (daya proteksi)  sebesar lebih dari  70 persen. Selain efektif mengusir nyamuk, belakangan ini para ilmuwan menemukan khasiat lain dari Zodia, misalnya penyembuh sakit kepala, disentri dan pembunuh sel kanker. Bunganya pun dapat dijadikan obat gosok untuk mengobati masuk angin.
Zodia merupakan tanaman asli Indonesia  yang berasal dari daerah Irian (Papua). Oleh penduduk setempat tanaman biasa digunakan untuk menghalau serangga. Zodia yang termasuk ke dalam keluarga Rutaceae, dikatakan mengandung evodiamine dan rutaecarpine. Dari beberapa literatur, tanaman ini   11bermanfaat sebagai anti-kanker. Menurut hasil analisa yang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) dengan gas kromatografi, minyak yang disuling dari daun tanaman ini mengandung  linalool (46%) dan a-pinene (13,26%) dimana  linalool sudah sangat dikenal sebagai pengusir  (repellent) nyamuk (Kardinan, 2004).
Perlu diwaspadai terhadap orang-orang yang peka terhadap bau-bauan karena akan menyebabkan rasa pusing atau mabuk, terutama bila tanaman ini diletakkan di ruangan yang sempit dan minim sirkulasi udaranya. (Suharmiati, 20).
B.     Hipotesis
Pemberian tiupan angin terhadap tumbuhan zodia paling efektif untuk mengusir nyamuk.




BAB III

A.    Waktu dan Tempat
1.      Waktu                    : Rabu, 4 Desember 2013
2.      Tempat                  : Kebun Biologi FMIPA UNY
B.     Objek Penelitian          : Tanaman Zodia
C.     Alat dan Bahan
1.      Tanaman Zodia
2.      Nyamuk
3.      HP



BAB IV

A.    Hasil
No
Perlakuan
Jumlah Nyamuk
Keterangan
1
Didiamkan
++
tidak berbau
2
Digerakkan di bagian atas
++
tidak berbau
3
Digerakkan di bagian bawah
+
berbau
4
Diberi tiupan angin
-
berbau menyengat
Keterangan :
++        : banyak
+          : sedikit
-                      : tidak ada

B.     Pembahasan
Pada percobaan kali ini kami menggunakan tanaman Zodia sebagai objek percobaan. Percobaan ini menggunakan serangga berupa nyamuk untuk mengidentifikasi perilaku yang dilakukan oleh tanaman zodia. Tanaman Zodia diperlakukan berbeda dari cara masyarakat luas menggunakannya. Kami melakukan 4 variasi perlakuan terhadap tanaman zodia. Tanaman zodia diamkan, digerakkan di bagian atas, digerakkan di bagian bawah  dan diberi angin.
Percobaan yang dilakukan, menunjukkan bahwa pada saat tanaman zodia didiamkan, banyak nyamuk yang datang disekitarnya. Beberapa nyamuk bahkan ada yang hinggap di batang maupun di daunnya. Hal ini menujukkan bahwa tanaman zodia tidak melakukan apapun. Hal ini ditandai dengan tidak munculnya aroma yang menyengat. Tidak adanya aroma yang menyengat ini tidak membuat nyamuk pergi.
Percobaan kedua dengan cara menggerakan tanaman zodia di bagian atas. Pada percobaan ini, menggerakkan tanaman zodia dari bagian atasnya hanya membuat tanaman zodia bergerak pelan. Gerakan yang pelan ini tidak membuat nyamuk pergi, sehingga jumlah nyamuk yang berada disekitar tanaman zodia masih sama seperti saat tanaman itu diam. Tanaman zodia yang bergerak pelan tidak akan mengeluarkan aroma yang menyengat.
Percobaan selanjutnya, menggerakkan atau menggoyangkan tanaman zodia di bagian bawah. Tanaman zodia yang telah digerakkan muncul aroma dari tanaman ini tetapi tidak menyengat. Hal ini menujukkan bahwa saat tanaman zodia bergerak mengeluarkan aroma. Aroma ini disebabkan oleh kandungan evodiamine dan rutaecarpine yang tidak disukai nyamuk. Sehingga banyak nyamuk yang pergi tetapi masih ada yang tetap berada disekitarnya walaupun dengan jarak yang tidak sedekat sewaktu didiamkan.
Percobaan terakhir, memberi tiupan angin pada tanaman zodia dengan cara mengipasinya. Tanaman zodia yang diberi angin, mengeluarkan bau yang menyengat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, aroma yang keluar ini disebabkan oleh kandungan evodiamine dan rutaecarpine yang tidak disukai nyamuk. Berbeda dengan pada saat menggerakkan, aroma yang keluar dari tanaman zodia pada saat diberi angin lebih menyengat. Sehingga, nyamuk-nyamuk yang semula beada di sekitarnya pergi.
Hal ini menujukkan bahwa tanaman zodia selain diusapkan pada bagian tubuh, juga dapat digunakan untuk mengusir nyamuk dengan cara diberi angin. Hal ini disebabkan karena pada saat tanaman zodia diberi angin, tanaman ini akan mengeluarkan aroma yang menyengat yang tidak disukai oleh nyamuk.




BAB V

A.    Kesimpulan
Pemberian tiupan angin terhadap tumbuhan zodia paling efektif untuk mengusir nyamuk.
B.     Saran
Untuk mengusir nyamuk, disarankan kepada masyarakat untuk menanam zodia di pot dan diletakkan di dalam rumah.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. - . Diunduh dari : http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/02520009.pdf pada 4 Desember 2013
Dinata, Arda. 2005. Tanaman Sebagai Pengusir Nyamuk. Diunduh dari : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/17/ cakrawala/penelitian01.html, pada 4 Desember 2013.
Ginanjar, Genis. - . Demam Berdarah. Yogyakarta : Mizan.
Kardinan, Agus. 2004. Zodia (Evodia suaveolens) Tanaman Pengusir Nyamuk. Diunduh dari : http://www.litbang.deptan.go.id./artikel.pdf/artikel77.pdf#seacrh=’tanaman%20anti%nyamuk%20nyamuk’, pada 4 Desember 2013.
Suharmiati. - .Tanaman Obat dan Ramuan Tradisional untuk Mengatasi Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Agromedia.



LAMPIRAN




















 
 LAMPIRAN
1.
 
Perhitungan
a.
 
Normalitas NH
4
Fe(SO
4
)
2
 a.1. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 8 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,004 N a.2. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 6 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,003 N a.3. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 4 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,002 N a.4. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 2 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,001 N a.5. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 1 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,0005 N  b.
 
Pembuatan 20 ml larutan standar  b.1. 8 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 13 ml (ditambahkan 7 ml aquades)  b.2. 6 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 11 ml (ditambahkan 9 ml aquades)  b.3. 4 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 9 ml (ditambahkan 11 ml aquades)  b.4. 2 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 7 ml (ditambahkan 13 ml aquades)  b.5. 1 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 6 ml (ditambahkan 14 ml aquades)
 
c.
 
Konsentrasi Ion Fe dalam larutan cuplikan c.1. larutan cuplikan X 1 (A) antara tabung 1 dan tabung 2 Diketahui : V
1
 =

 =
 = 1,5 C
1
 = 0,01 N V
2
 = 20 ml Ditanya : C
2
= ..... ? C
1
 x V
1
 = C
2
 x V
2
 0,01 x 1,5 = C
2
 x 20 C
2
=
  
 = 0,00075 M c.2. larutan cuplikan X 1 (A) antara tabung 2 dan tabung 4 Diketahui : V
1
 =

 =
 = 3 C
1
 = 0,01 N V
2
 = 20 ml Ditanya : C
2
= ..... ? C
1
 x V
1
 = C
2
 x V
2
 0,01 x 3 = C
2
 x 20 C
2
=
  
 = 0,0015 M
 
2.
 
Tabel Tabel 2.1. Perhitungan deret larutan standar
 No Vol.  NH
4
Fe(SO
4
)
2
 Vol. KCNS Vol. Aquades Vol. Akhir  Normalitas  NH
4
Fe(SO
4
)
2
 1 8 ml 5 ml 7 ml 20 ml 0,004 N 2 6 ml 5 ml 9 ml 20 ml 0,003 N 3 4 ml 5 ml 11 ml 20 ml 0,002 N 4 2 ml 5 ml 13 ml 20 ml 0,001 N 5 1 ml 5 ml 14 ml 20 ml 0,0005 N
Tabel 2.2. Perhitungan Larutan Cuplikan
Cuplikan Vol. Cuplikan Sesuai tabung deret standar Konsentrasi Cuplikan X 1 (A) 20 ml Antara 1 dan 2 0,00075 M X 2 (B) 20 ml Antara 2 dan 4 0, 0015 M
 
 LAMPIRAN
1.
 
Perhitungan
a.
 
Normalitas NH
4
Fe(SO
4
)
2
 a.1. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 8 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,004 N a.2. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 6 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,003 N a.3. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 4 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,002 N a.4. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 2 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,001 N a.5. V
1
 x N
1
 = V
2
 x N
2
 1 x 0,01 = 20 x N
2
  N
2
 = 0,0005 N  b.
 
Pembuatan 20 ml larutan standar  b.1. 8 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 13 ml (ditambahkan 7 ml aquades)  b.2. 6 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 11 ml (ditambahkan 9 ml aquades)  b.3. 4 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 9 ml (ditambahkan 11 ml aquades)  b.4. 2 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 7 ml (ditambahkan 13 ml aquades)  b.5. 1 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 6 ml (ditambahkan 14 ml aquades)
 
c.
 
Konsentrasi Ion Fe dalam larutan cuplikan c.1. larutan cuplikan X 1 (A) antara tabung 1 dan tabung 2 Diketahui : V
1
 =

 =
 = 1,5 C
1
 = 0,01 N V
2
 = 20 ml Ditanya : C
2
= ..... ? C
1
 x V
1
 = C
2
 x V
2
 0,01 x 1,5 = C
2
 x 20 C
2
=
  
 = 0,00075 M c.2. larutan cuplikan X 1 (A) antara tabung 2 dan tabung 4 Diketahui : V
1
 =

 =
 = 3 C
1
 = 0,01 N V
2
 = 20 ml Ditanya : C
2
= ..... ? C
1
 x V
1
 = C
2
 x V
2
 0,01 x 3 = C
2
 x 20 C
2
=
  
 = 0,0015 M
 
2.
 
Tabel Tabel 2.1. Perhitungan deret larutan standar
 No Vol.  NH
4
Fe(SO
4
)
2
 Vol. KCNS Vol. Aquades Vol. Akhir  Normalitas  NH
4
Fe(SO
4
)
2
 1 8 ml 5 ml 7 ml 20 ml 0,004 N 2 6 ml 5 ml 9 ml 20 ml 0,003 N 3 4 ml 5 ml 11 ml 20 ml 0,002 N 4 2 ml 5 ml 13 ml 20 ml 0,001 N 5 1 ml 5 ml 14 ml 20 ml 0,0005 N
Tabel 2.2. Perhitungan Larutan Cuplikan
Cuplikan Vol. Cuplikan Sesuai tabung deret standar Konsentrasi Cuplikan X 1 (A) 20 ml Antara 1 dan 2 0,00075 M X 2 (B) 20 ml Antara 2 dan 4 0, 0015 M

No comments:

Post a Comment