LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
PENGARUH BERBAGAI MACAM BERBAGAI
MACAM PERLAKUAN TERHADAP TANAMAN ZODIA SEBAGAI TANAMAN PENGUSIR NYAMUK
Disusun
oleh:
Sarah
Rahmawati 13312241043
Vera
Rosdianawati 13312241048
Nurlina
Rafidah 13312241058
PRODI
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2013/2014
BAB
I
A.
Latar
Belakang
Indonesia
merupakan negara kedua terbesar dengan jumlah penderita dan tingkat kematian
yang tinggi akibat demam berdarah (WHO 2004). Sehingga, diperlukan upaya
pemberantasan nyamuk untuk mengatasi masalah demam berdarah.
Pemberantasan
nyamuk biasanya dilakukan dengan menggunakan insektisida sintesis yang
berfungsi sebagai racun, baik berupa bahan antinyamuk semprot, antinyamuk bakar
maupun antinyamuk yang dioleskan. Bahan antinyamuk tersebut tentu saja
mengandung senyawa kimia.
Sebenarnya
ada cara yang lebih ramah lingkungan untuk
mengatasi nyamuk, yaitu dengan memanfaatkan tanaman antinyamuk
(insektisida hidup pengusir nyamuk). Tanaman pengusir nyamuk adalah jenis
tanaman yang dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk. Tanaman ini tidak
perlu diolah terlebih dahulu. Kemampuan tanaman ini sebagai nyamuk bisa
dianggap istimewa karena baunya menyengat diduga tidak disukai serangga, termasuk
nyamuk.
Zodia
merupakan salah satu tanaman yang dapat mengusir nyamuk. Baik didalam ruangan
maupun pekarangan. Tanaman Zodia berasal dari Papua. Oleh masyarakat Papua,
tanamna ini sudah lama dijadikan sebagai penghalau serangga khususnya nyamuk.
Tanaman Zodia dapat menghasilkan aroma yang cukup tajam. Aroma ini disebabkan
oleh kandungan evodiamine dan rutaecarpine sehingga tidak disukai nyamuk
Penggunaan tanaman ini cukup
mudah, yaitu cukup diletakkan di dalam ruangan atau ditanam di pekarangan
rumah. Bagi manusia, tanaman pengusir nyamuk ini dapat memberikan nilai
positif. Manfaat ganda tanaman-tanaman ini adalah selain membuat rumah tampak
sejuk dan indah, juga mampu mengusir serangga terutama nyamuk. Cara ini
termasuk sederhana, mudah, murah, dan ramah lingkungan.
Cara
yang saat ini dikenal oleh masyarakat untuk menggunakan zodia sebagai pengusir
nyamuk adalah daunnya diusapkan pada tangan, kaki, maupun bagian tubuh lainnya.
Kami ingin mengetahui apakah tanaman zodia apabila diperlakukan secara berbeda dapat
mengusir nyamuk.
B.
Rumusan
Masalah
Bagaimana
pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap tanaman zodia sebagai tanaman
pengusir nyamuk?
C.
Tujuan
Untuk mengidentifikasi
pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap tanaman zodia sebagai tanaman
pengusir nyamuk
BAB II
A. Kajian Pustaka
Zodia
(Evodia suaveolens) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk
menghalau nyamuk. Tanaman ini merupakan anggota keluarga rutaceae. Zodia
ini merupakan jenis tanaman yang berasal dari daerah Irian (Papua), Indonesia.
Zodia sejak dahulu telah digunakan oleh masyarakat Irian untuk menghalau nyamuk
sebelum mereka masuk ke hutan, dengan cara menggosokkan daunnya pada permukaan
kulit. (Genis Ginanjar).
1. Klasifikasi
Berikut ini
adalah klasifikasi tanaman Zodia menurut
sistem klasifikasi dari Cronquist (1981) adalah sebagai berikut :
Divisi : Magnoliophyta
Clas : Magnoliopsida
Sub Clas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Evodia
Spesies : Evodia suaveolens Scheff
2. Morfologi
Tanaman perdu
ini berasal dari famili Rutaceae,
sehingga mampu mencapai ketinggian 2 meter. Tinggi tanaman 0,3-2 m dan mempunyai bentuk daun
runcing (lancet), tepi daun bergelombang
(undulate) dan runcing (acutus)
pada ujung dan pangkal daun (Backer, 1911). Panjang daun dewasa 20-30 cm.
Daunnya cantik sekali, hijau agak kekuningan, pipih panjang tapi lentur, dan
menyejukkan mata yang memandang (Harjanto, 2004).
Bunga pada
tanaman Zodia bersifat hermafrodit dan mempunyai warna putih agak kekuning-kuningan. Dan bunga
inilah yang memancarkan aroma harum yang
dibenci nyamuk. Di Jawa seringkali
tanaman ini digunakan sebagai tanaman hias di kebun atau di taman. Karena
bentuk Zodia cukup menarik inilah sehingga banyak digunakan sebagai tanaman
hias (Dinata, 2005).
3. Habitat dan Perbanyakan
Zodia
berasal dari Papua, namun saat ini sudah banyak tumbuh di Pulau Jawa. Tanaman ini tumbuh baik di ketinggian
400-1.000 m dpl (Dinata, 2005). Lazimnya
tanaman ini ditanam di dalam pot, dan digunakan sebagai tanaman dalam ruangan (indoor plant). Namun baik juga
bila langsung ditanam di halaman rumah.
Bahkan bisa memberikan kesejukan tersendiri. Tinggi tanaman bila dibiarkan
bebas di lapangan bisa mencapai 200 cm (Harjanto, 2004).
Tanaman
Zodia juga cukup mudah diperbanyak, baik melalui stek ranting maupun
menggunakan bijinya (Dinata, 2005). Ketika sudah berbunga dan berbiji, biji
yang jatuh dan menyebar di sekitar tanaman pun dapat tumbuh menjadi tanaman
dalam jumlah yang cukup banyak.
Fase
pertumbuhan Zodia membutuhkan perhatian tersendiri, bila langsung terkena sinar matahari bisa mati sebaliknya
bila kurang sinar matahari justru
pertumbuhannya kurang sehat. Tanaman ini akan tumbuh subur bila
dikembangkan di daerah yang cukup dingin (Harjanto, 2004).
4. Kandungan Bahan Aktif Zodia
Menurut
pendapat beberapa orang (Kardinan,
2003), tanaman ini bisa digunakan untuk mengusir nyamuk, baik di dalam ruangan
maupun di pekarangan. Oleh masyarakat Papua, tanaman ini sudah lama digunakan
sebagai penghalau serangga, khususnya nyamuk. Kenyataan ini juga diperkuat dari
beberapa literatur yang menyebutkan bahwa tanaman ini menghasilkan aroma yang
cukup tajam yang diduga disebabkan oleh kandungan evodiamine dan rutaecarpine sehingga tidak
disukai serangga.
Daun Zodia
yang terasa pahit, kadang-kadang digunakan sebagai obat tradisional, antara
lain sebagai tonik untuk menambah stamina tubuh, sementara rebusan kulit
batangnya bermanfaat sebagai pereda demam malaria. Daun Zodia dapat disuling
untuk menghasilkan minyak atsiri (essential oil) yang mengandung bahan aktif
(komponen utama) evodiamine dan rutaecarpine. Diduga, kedua bahan aktif
inilah yang membuat nyamuk tidak menyukai tanaman ini.
Menurut
Kardinan (2004), daun Zodia mampu menghalau nyamuk selama 6 jam, dengan daya
halau (daya proteksi) sebesar lebih
dari 70 persen. Selain efektif mengusir
nyamuk, belakangan ini para ilmuwan menemukan khasiat lain dari Zodia, misalnya
penyembuh sakit kepala, disentri dan pembunuh sel kanker. Bunganya pun dapat
dijadikan obat gosok untuk mengobati masuk angin.
Zodia
merupakan tanaman asli Indonesia yang
berasal dari daerah Irian (Papua). Oleh penduduk setempat tanaman biasa
digunakan untuk menghalau serangga. Zodia yang termasuk ke dalam keluarga
Rutaceae, dikatakan mengandung evodiamine dan rutaecarpine. Dari beberapa
literatur, tanaman ini 11bermanfaat
sebagai anti-kanker. Menurut hasil analisa yang dilakukan di Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) dengan gas kromatografi, minyak yang disuling
dari daun tanaman ini mengandung
linalool (46%) dan a-pinene (13,26%) dimana linalool sudah sangat dikenal sebagai
pengusir (repellent) nyamuk (Kardinan,
2004).
Perlu
diwaspadai terhadap orang-orang yang peka terhadap bau-bauan karena akan
menyebabkan rasa pusing atau mabuk, terutama bila tanaman ini diletakkan di
ruangan yang sempit dan minim sirkulasi udaranya. (Suharmiati, 20).
B. Hipotesis
Pemberian
tiupan angin terhadap tumbuhan zodia paling efektif untuk mengusir nyamuk.
BAB III
A. Waktu dan Tempat
1. Waktu :
Rabu, 4 Desember 2013
2. Tempat :
Kebun Biologi FMIPA UNY
B. Objek Penelitian :
Tanaman Zodia
C. Alat dan Bahan
1. Tanaman Zodia
2. Nyamuk
3. HP
BAB IV
A. Hasil
No
|
Perlakuan
|
Jumlah
Nyamuk
|
Keterangan
|
1
|
Didiamkan
|
++
|
tidak
berbau
|
2
|
Digerakkan
di bagian atas
|
++
|
tidak berbau
|
3
|
Digerakkan
di bagian bawah
|
+
|
berbau
|
4
|
Diberi tiupan angin
|
-
|
berbau
menyengat
|
Keterangan :
++ : banyak
+ : sedikit
-
: tidak ada
B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini kami menggunakan tanaman Zodia
sebagai objek percobaan. Percobaan ini menggunakan serangga berupa nyamuk untuk
mengidentifikasi perilaku yang dilakukan oleh tanaman zodia. Tanaman Zodia
diperlakukan berbeda dari cara masyarakat luas menggunakannya. Kami melakukan 4
variasi perlakuan terhadap tanaman zodia. Tanaman zodia diamkan, digerakkan di
bagian atas, digerakkan di bagian bawah dan diberi angin.
Percobaan yang dilakukan, menunjukkan bahwa pada saat
tanaman zodia didiamkan, banyak nyamuk yang datang disekitarnya. Beberapa
nyamuk bahkan ada yang hinggap di batang maupun di daunnya. Hal ini menujukkan
bahwa tanaman zodia tidak melakukan apapun. Hal ini ditandai dengan tidak
munculnya aroma yang menyengat. Tidak adanya aroma yang menyengat ini tidak
membuat nyamuk pergi.
Percobaan kedua dengan cara menggerakan tanaman zodia di
bagian atas. Pada percobaan ini, menggerakkan tanaman zodia dari bagian atasnya
hanya membuat tanaman zodia bergerak pelan. Gerakan yang pelan ini tidak
membuat nyamuk pergi, sehingga jumlah nyamuk yang berada disekitar tanaman
zodia masih sama seperti saat tanaman itu diam. Tanaman zodia yang bergerak
pelan tidak akan mengeluarkan aroma yang menyengat.
Percobaan selanjutnya, menggerakkan atau menggoyangkan
tanaman zodia di bagian bawah. Tanaman zodia yang telah digerakkan muncul aroma
dari tanaman ini tetapi tidak menyengat. Hal ini menujukkan bahwa saat tanaman
zodia bergerak mengeluarkan aroma. Aroma ini disebabkan oleh kandungan
evodiamine dan rutaecarpine yang tidak disukai nyamuk. Sehingga banyak nyamuk
yang pergi tetapi masih ada yang tetap berada disekitarnya walaupun dengan
jarak yang tidak sedekat sewaktu didiamkan.
Percobaan terakhir, memberi tiupan angin pada tanaman
zodia dengan cara mengipasinya. Tanaman zodia yang diberi angin, mengeluarkan
bau yang menyengat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, aroma yang keluar
ini disebabkan oleh kandungan evodiamine dan rutaecarpine yang tidak disukai
nyamuk. Berbeda dengan pada saat menggerakkan, aroma yang keluar dari tanaman
zodia pada saat diberi angin lebih menyengat. Sehingga, nyamuk-nyamuk yang
semula beada di sekitarnya pergi.
Hal ini menujukkan bahwa tanaman zodia selain diusapkan
pada bagian tubuh, juga dapat digunakan untuk mengusir nyamuk dengan cara
diberi angin. Hal ini disebabkan karena pada saat tanaman zodia diberi angin,
tanaman ini akan mengeluarkan aroma yang menyengat yang tidak disukai oleh
nyamuk.
BAB V
A. Kesimpulan
Pemberian
tiupan angin terhadap tumbuhan zodia paling efektif untuk mengusir nyamuk.
B. Saran
Untuk mengusir nyamuk,
disarankan kepada masyarakat untuk menanam zodia di pot dan diletakkan di dalam
rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. - . Diunduh dari : http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/02520009.pdf pada 4 Desember 2013
Dinata, Arda. 2005. Tanaman Sebagai
Pengusir Nyamuk. Diunduh dari :
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/17/ cakrawala/penelitian01.html,
pada 4 Desember 2013.
Ginanjar, Genis. - . Demam Berdarah.
Yogyakarta : Mizan.
Kardinan, Agus. 2004. Zodia (Evodia
suaveolens) Tanaman Pengusir Nyamuk. Diunduh dari : http://www.litbang.deptan.go.id./artikel.pdf/artikel77.pdf#seacrh=’tanaman%20anti%nyamuk%20nyamuk’, pada 4 Desember 2013.
Suharmiati. - .Tanaman Obat dan Ramuan
Tradisional untuk Mengatasi Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Agromedia.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
1.
Perhitungan
a.
Normalitas NH
4
Fe(SO
4
)
2
a.1. V
1
x N
1
= V
2
x N
2
8 x 0,01 = 20 x N
2
N
2
= 0,004 N a.2. V
1
x N
1
= V
2
x N
2
6 x 0,01 = 20 x N
2
N
2
= 0,003 N a.3. V
1
x N
1
= V
2
x N
2
4 x 0,01 = 20 x N
2
N
2
= 0,002 N a.4. V
1
x N
1
= V
2
x N
2
2 x 0,01 = 20 x N
2
N
2
= 0,001 N a.5. V
1
x N
1
= V
2
x N
2
1 x 0,01 = 20 x N
2
N
2
= 0,0005 N b.
Pembuatan 20 ml larutan standar b.1. 8 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 13 ml (ditambahkan 7 ml aquades) b.2. 6 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 11 ml (ditambahkan 9 ml aquades) b.3. 4 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 9 ml (ditambahkan 11 ml aquades) b.4. 2 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 7 ml (ditambahkan 13 ml aquades) b.5. 1 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 6 ml (ditambahkan 14 ml aquades)
c.
Konsentrasi Ion Fe dalam larutan cuplikan c.1. larutan cuplikan X 1 (A) antara tabung 1 dan tabung 2 Diketahui : V
1
=
=
= 1,5 C
1
= 0,01 N V
2
= 20 ml Ditanya : C
2
= ..... ? C
1
x V
1
= C
2
x V
2
0,01 x 1,5 = C
2
x 20 C
2
=
= 0,00075 M c.2. larutan cuplikan X 1 (A) antara tabung 2 dan tabung 4 Diketahui : V
1
=
=
= 3 C
1
= 0,01 N V
2
= 20 ml Ditanya : C
2
= ..... ? C
1
x V
1
= C
2
x V
2
0,01 x 3 = C
2
x 20 C
2
=
= 0,0015 M
2.
Tabel Tabel 2.1. Perhitungan deret larutan standar
No Vol. NH
4
Fe(SO
4
)
2
Vol. KCNS Vol. Aquades Vol. Akhir Normalitas NH
4
Fe(SO
4
)
2
1 8 ml 5 ml 7 ml 20 ml 0,004 N 2 6 ml 5 ml 9 ml 20 ml 0,003 N 3 4 ml 5 ml 11 ml 20 ml 0,002 N 4 2 ml 5 ml 13 ml 20 ml 0,001 N 5 1 ml 5 ml 14 ml 20 ml 0,0005 N
Tabel 2.2. Perhitungan Larutan Cuplikan
Cuplikan Vol. Cuplikan Sesuai tabung deret standar Konsentrasi Cuplikan X 1 (A) 20 ml Antara 1 dan 2 0,00075 M X 2 (B) 20 ml Antara 2 dan 4 0, 0015 M
LAMPIRAN
1.
Perhitungan
a.
Normalitas NH
4
Fe(SO
4
)
2
a.1. V
1
x N
1
= V
2
x N
2
8 x 0,01 = 20 x N
2
N
2
= 0,004 N a.2. V
1
x N
1
= V
2
x N
2
6 x 0,01 = 20 x N
2
N
2
= 0,003 N a.3. V
1
x N
1
= V
2
x N
2
4 x 0,01 = 20 x N
2
N
2
= 0,002 N a.4. V
1
x N
1
= V
2
x N
2
2 x 0,01 = 20 x N
2
N
2
= 0,001 N a.5. V
1
x N
1
= V
2
x N
2
1 x 0,01 = 20 x N
2
N
2
= 0,0005 N b.
Pembuatan 20 ml larutan standar b.1. 8 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 13 ml (ditambahkan 7 ml aquades) b.2. 6 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 11 ml (ditambahkan 9 ml aquades) b.3. 4 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 9 ml (ditambahkan 11 ml aquades) b.4. 2 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 7 ml (ditambahkan 13 ml aquades) b.5. 1 ml NH
4
Fe(SO
4
)
2
+ 5 ml KCNS 10 % = 6 ml (ditambahkan 14 ml aquades)
c.
Konsentrasi Ion Fe dalam larutan cuplikan c.1. larutan cuplikan X 1 (A) antara tabung 1 dan tabung 2 Diketahui : V
1
=
=
= 1,5 C
1
= 0,01 N V
2
= 20 ml Ditanya : C
2
= ..... ? C
1
x V
1
= C
2
x V
2
0,01 x 1,5 = C
2
x 20 C
2
=
= 0,00075 M c.2. larutan cuplikan X 1 (A) antara tabung 2 dan tabung 4 Diketahui : V
1
=
=
= 3 C
1
= 0,01 N V
2
= 20 ml Ditanya : C
2
= ..... ? C
1
x V
1
= C
2
x V
2
0,01 x 3 = C
2
x 20 C
2
=
= 0,0015 M
2.
Tabel Tabel 2.1. Perhitungan deret larutan standar
No Vol. NH
4
Fe(SO
4
)
2
Vol. KCNS Vol. Aquades Vol. Akhir Normalitas NH
4
Fe(SO
4
)
2
1 8 ml 5 ml 7 ml 20 ml 0,004 N 2 6 ml 5 ml 9 ml 20 ml 0,003 N 3 4 ml 5 ml 11 ml 20 ml 0,002 N 4 2 ml 5 ml 13 ml 20 ml 0,001 N 5 1 ml 5 ml 14 ml 20 ml 0,0005 N
Tabel 2.2. Perhitungan Larutan Cuplikan
Cuplikan Vol. Cuplikan Sesuai tabung deret standar Konsentrasi Cuplikan X 1 (A) 20 ml Antara 1 dan 2 0,00075 M X 2 (B) 20 ml Antara 2 dan 4 0, 0015 M
No comments:
Post a Comment