Sunday, August 11, 2013

Nilai KKM, Palsukah?

Kini KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal menjadi patokan untuk menilai siswa. Banyak sekolah yang menerapkan nilai KKM yang tinggi. Tak heran, untuk mendapatkan nilai baguspun bukan hal yang sulit. Apalagi kini banyak sekolah yang tak segan memberikan nilai sangat tinggi kepada siswanya. Kondisi ini membuat siswapun merasa santai. Mereka berpikir, kenapa harus ngoyo, toh pasti nilai sudah di atas KKM. Hal tersebut menyebabkan para siswa malas belajar dan cenderung leh-leh luweh. Padahal kenyataannya, untuk mendapatkan nilai KKM, misal 75 untuk mata pelajaran eksak itu tak mudah. Saat ulangan harian atau ulangan semesteran, tak sedikit siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Bahkan, siswa yang mendapat nilai diatas KKM pun bisa dihitung dengan jari. Akan tetapi, kalau melihat hasil dalam rapor, tentu sangat jauh berbeda dengan nilai asli. Untuk mendapat nilai 90 itu sangat mudah
Tahun ini, penerimaan mahasiswa baru 50% melalui jalur nilai rapor atau SNMPTN. Beruntunglah untuk siswa-siswa di sekolah yang berani memberikan nilai tinggi. Mereka sudah sedikit lebih menang daripada sekolah yang menetapkan nilai KKM rendah. Padahal belum tentu nilai tersebut asli. Memang naas benar untuk siswa di sekolah berKKM rendah. Kemampuan mereka belum tentu dibawah, tetapi harus menerima kenyataan untuk kalah nilai. Tak jarang beberapa sekolah merubah rapor dari awal untuk memperbaiki nilai siswa yang fluktuatif agar cenderung stabil atau naik. Hal ini karena dimungkinkan penerimaan SNMPTN lebih melihat dari nilai yang grafiknya naik. Inilah wajah pendidikan Indonesia yang perlu dibenahi.

No comments:

Post a Comment